Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir Seminggu Ditahan, Profesor yang Kritik Xi Jinping Kejam Kini Bebas

Kompas.com - 13/07/2020, 13:23 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Xu Zhangrun profesor China yang mengkritik Presiden Xi Jinping sebagai pemimpin yang otoriter, dibebaskan setelah hampir seminggu ditahan.

Keterangan itu disampaikan oleh teman-teman sang profesor yang dikutip AFP pada Senin (13/7/2020).

Sebelumnya para rekan profesor mengatakan, Xu yang mengajar di salah satu kampus ternama di Beijing yakni Universitas Tsinghua, dibekuk di rumahnya oleh lebih dari 20 orang pada 6 Juli.

Baca juga: Esainya Sebut Xi Jinping Pemimpin Kejam, Profesor Hukum China Ditahan

Pada Minggu (12/7/2020) ia telah kembali ke rumah dan keadaannya baik-baik saja, kata dua teman Xu yang enggan disebut namanya.

Dalam sebuah esai yang diterbitkan di situs web luar negeri, Xu menulis bahwa sistem kepemimpinan Xi, yang merupakan pemimpin terkuat China sejak Mao Zedong, telah "menghancurkan struktur pemerintahan".

Dia menulis, kurangnya keterbukaan berujung pada merebaknya virus corona, yang pertama kali muncul di China akhir tahun lalu.

Dikatakannya, virus bernama resmi SARS-CoV-2 itu lalu menyebar ke seluruh dunia setelah pejabat Partai Komunis berusaha menekan kabar awal penyakit itu.

Baca juga: Main Game 22 Jam Sehari Selama Sebulan, ABG China Terkena Stroke

Meski telah dibebaskan, belum diketahui apakah Xu Zhangrun akan menghadapi tindakan lebih lanjut.

Sementara itu kepolisian Beijing belum mengomentari hal ini pada Senin (13/7/2020).

Seorang teman Xu mengatakan kepada AFP pada 6 Juli, ada seorang pria yang mengaku polisi menelepon istri profesor dan mengatakan suaminya telah ditangkap karena dugaan prostitusi.

Teman Xu itu menyebutnya "konyol dan tak tahu malu".

Ia melanjutkan, Xu lalu dijadikan tahanan rumah seminggu sebelum ditahan. Kasus seperti Xu sendiri sangat jarang di China, karena tak banyak kritikus pemerintah muncul dari kalangan akademisi yang sangat disensor.

Baca juga: Kalian Bisa Saja Dipenjara, Peringatan AS untuk Warganya di China

Sebelum ini, Xu dalam esai online-nya juga sempat mengkritisi penghapusan masa jabatan presiden pada 2018, yang membuat Xi Jinping dapat memerintah seumur hidup.

Setelah Tsinghua dilaporkan melarang Xu mengajar dan melakukan penelitian pada 2019, ratusan alumni universitas tersebut beserta akademisi dari seluruh dunia menandatangani petisi online yang menyerukan pemulihan statusnya.

Pelanggaran HAM

Amerika Serikat dan Uni Eropa pekan lalu menyebut penahanan Xu sebagai pelanggaran HAM dan mendesak pembebasannya.

"Ini kabar baik bahwa Profesor Xu telah dibebaskan, tetapi dia seharusnya tidak ditahan sejak awal," kata Yaqiu Wang peneliti China di Human Rights Watch.

Baca juga: Video Viral Batik Disebut Kerajinan Tradisional China, Netizen Ramai Ribut di Twitter

Wang menyebut tuduhan prostitusi itu "menggelikan", dengan menyebut itu adalah taktik yang biasa dipakai pemerintah untuk membungkan kritik.

Kasus Xu adalah yang terbaru dari kalangan cendekiawan. Para kritikus menyebutnya tindakan keras Xi terhadap perbedaan pendapat di semua sendi kehidupan publik.

Sarjana hukum Zhang Xuezhong sempat ditahan sebentar oleh polisi Shanghai pada Mei, setelah menerbitkan surat terbuka yang mengkritik penanganan Beijing tentang virus corona, dan menyerukan pemerintah yang demokratis.

Baca juga: Rusia Khawatir atas Sejumlah Tuduhan yang Dialamatkan AS kepada China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com