"Al-Taqwa College, kampus utama dari bisnis kami, memiliki omset tahunan lebih dari 31 juta dollar Australia, mempekerjakan lebih dari 300 staf dan menawarkan pendidikan berkualitas kepada lebih dari 2.200 murid," demikian disebutkan dalam profil Mohammad Hallak di medsos.
Sekolah ini juga memiliki kampus yang beroperasi sebagai lembaga pendidikan, termasuk memiliki cabang di Indonesia, dan kamp sekolah di Bairnsdale, East Gippsland.
Unggahan mengenai Covid-19 di akun Facebook sekolah ini mengundang banyak komentar. Ada yang mengkritik soal kebersihan sekolah, yang diakui sekolah sebagai "masalah toilet". Ada pula yang memuji langkah-langkah yang telah diambil.
Baca juga: Kaos Kaki Ajaib Ciptaan Australia Bisa Mudahkan Astronot Mendarat di Bumi
Salah satu orang tua murid bernama Habeeb memiliki enam orang anak, empat di antaranya bersekolah di sana.
Setelah masuk masa libur sekolah, istri Habeeb mengaku mengetahui adanya kasus melalui obrolan di grup WA.
Sebagian besar keluarga yang dia kenal, katanya, sedang menjalani tes Covid-19.
Saat Habeeb bersama istri dan anak-anaknya menjalani tes minggu lalu, dia mengaku terlambat tiba di lokasi sehingga dijadwal ulang untuk tes pada hari Jumat (10/7/2020) mendatang.
"Banyak dari teman kami telah dites dan negatif. Hal ini membuat kami tidak terlalu khawatir," katanya kepada ABC.
Dia juga mengaku tidak khawatir dengan cara sekolah itu menangani wabah ini. Anaknya ada yang masih duduk di kelas satu, ada yang di kelas tiga dan anak kembarnya duduk di kelas lima.
"Sayangnya virus ini berasal dari sumber di luar dan menular ke seorang guru," kata Habeeb.
Mohammad Hallak tidak menanggapi permintaan wawancara dari ABC.
Baca juga: Pembunuh Sadis Remaja 17 Tahun Dideportasi Australia ke Inggris
Meskipun ini sekolah Islam, tampaknya sumber penyebaran sama sekali tidak terkait dengan perayaan Idul Fitri, yang terjadi pada 24 Mei silam. Jaraknya sudah lebih dari sebulan sebelum kasus pertama muncul di Al-Taqwa.
Dewan Islam Victoria mengatakan, upaya mengaitkan penyebaran virus ini dengan perayaan Idul Fitri atau masyarakat Islam secara umum, sangatlah tidak adil.
Upaya seperti itu, katanya, mencerminkan Islamofobia yang nyata di saat semua pihak seharusnya bersatu melawan pandemi ini.
Pejabat pemerintah lokal Wyndham City, Intaj Khan, yang mewakili wilayah lokasi sekolah tersebut menyatakan belum mendengar adanya kekhawatiran mengenai cara penanganan klaster ini.
Intaj yang anak-anaknya juga pernah bersekolah di Al-Taqwa menyebutkan kawasan Wyndham sangat multikultural sehingga pemerintah seharusnya lebih meningkatkan penyadaran risiko Covid-19 dalam bahasa selain Bahasa Inggris.
Sementara itu Habeeb mengatakan dirinya sama sekali tidak ragu untuk mengirim keempat anaknya kembali ke Al-Taqwa.
Anak bungsunya, katanya, bahkan sudah bertanya-tanya kapan dia bisa masuk sekolah lagi.
"Dia tahu apa yang terjadi, tapi tetap ingin kembali ke sekolah," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.