Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semakin Keras Upaya Mendapatkan Vaksin Corona, Semakin Banyak Kepiting Belangkas 'Diperas' Darahnya

Kompas.com - 10/07/2020, 16:38 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

Namun bukan warnanya yang membuat ilmuwan tertarik pada belangkas.

Darah kepiting ini mengandung zat kimia khusus yang menangkap bakteri dengan membekukannya.

Darah belangkas bisa mendeteksi adanya bakteri bahkan ketika jumlahnya sangat sedikit. Bagian yang membeku ini digunakan untuk membuat sarana pengetesan bakteri.

Untuk spesies dari Amerika, alat tes ini diberi nama Limulus Amebocyte Lysate (LAL), sedangkan dari spesies asal Asia diberi nama Tachypleus Amebocyte Lysate (TAL).

Apa yang terjadi pada kepiting sesudah diambil darahnya?
Begitu cangkang mereka ditusuk dekat hati, sekitar 30 persen darahnya diambil. Selanjutnya kepiting-kepiting ini dilepaskan lagi.

Namun ada penelitian yang memperlihatkan antara 10 persen hingga 30 persen dari mereka mati akibat tindakan ini. Pada jenis kelamin betina, ditemukan bahwa mereka lebih sulit untuk menghasilkan anak.

Ini mengkhawatirkan bagi para pelestari lingkungan.

Baca juga: Uji Klinis Vaksin Corona dari Jerman dan AS Tunjukkan Hasil Positif

Adakah alternatif?

Saat ini ada empat spesies belangkas yang masih tersisa di dunia.

Keempat spesies ini terancam penangkapan berlebihan untuk digunakan pada industri biomedis dan sebagai umpan ikan.

Mereka juga terancam karena polusi.

Ilmuwan berpandangan bahwa kebutuhan LAL dan TAL meningkat seiring peningkatan populasi global dan manusia cenderung hidup lebih panjang.

Para pelestari lingkungan menyerukan agar tes ini diganti dengan bahan sintetis pendeteksi racun agar prosesnya lebih etis.

Namun industri farmasi mengatakan bahwa materi pendeteksi sintetis hanya bisa menguji bahan yang khusus dibuat untuk keperluan itu, bukan untuk mendeteksi racun di dunia nyata.

Pada Juni 2020, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengatakan pihaknya belum bisa membuktikan pengganti yang lebih efektif mendeteksi racun.

Baca juga: Jika Vaksin Corona Sudah Jadi, Siapa yang Akan Dapat Pertama?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com