Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1 dari 100 Orang di India Tewas karena Digigit Ular

Kompas.com - 08/07/2020, 17:09 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

NEW DELHI, KOMPAS.com - Setidaknya 1,2 juta orang di Inida tewas karena digigit ular selama 20 tahun ini berdasarkan penelitian terbaru.

Hampir separuh dari total korban berusia 30 tahun hingga 69 tahun. Sedangkan seperempat dari total korban merupakan anak-anak.

Jenis ular yang sering menyebabkan kematian di India adalah russell viper, krait, dan kobra. Kematian sisanya disebabkan oleh 12 jenis spesies ular lain.

Begitu banyak kasus serangan ular yang menjadi fatal karena terjadi di daerah yang jauh dari fasilitas medis sebagaimana dilansir dari BBC, Rabu (8/7/2020).

Separuh dari total kematian terjadi pada musim penghujan antara Juni hingga September. Saat itu ular-ular biasanya keluar. Sebagian besar korban digigit di kakinya.

Baca juga: Dalam Kecepatan 123 Km per Jam, Pria Ini Berjibaku Melawan Ular

Penelitian tersebut dilakukan oleh para ahli dari India dan diterbitkan di jurbal eLife, sebuah jurnal open access

Russell viper tersebar di seluruh wilayah di India dan Asia Selatan. Ular ini biasanya memakan hewan pengerat dan biasa ditemukan di dekan permukiman penduduk.

Sementara itu, ular krait di India biasnya jinak pada siang hari. Namun saat malam hari, ular ini berubah menjadi ganas.

Sedangkan ular kobra di India biasanya menyerang saat gelap dan menyebabkan pendarahan dalam.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa antara 2001 hingga 20014, gigitan ular yang menyebabkan kematian terjadi di 8 negara bagian.

Baca juga: Suhu Ekstrem, Ular Berbisa dan Kalajengking Serang Kamp Pengungsi Suriah

Kedelapan negara bagian itu adalah Bihar, Jharkhand, Madhya Pradesh, Odisha, Uttar Pradesh, Andhra Pradesh, Rajasthan, dan Gujarat.

Rasio kematian orang India yang berusia di bawah 70 tahun akibat gigitan ular adalah 1 berbanding 250.

Namun di sebagian area berisiko tinggi, rasio kematiannya adalah 1 berbanding 100.

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa para petani yang tinggal di pedesaan memiliki risiko digigit ular yang sangat tinggi saat musim penghujan.

Oleh karena itu, wilayah tersebut harus diberikan sosialisasi untuk menekan tingkat risiko karena gigitan ular.

Baca juga: Tanpa Keterampilan Khusus, Warga Diimbau Tak Sembarangan Tangkap Ular

Sosialisasi tersebut dapat berupa praktik pemanenan yang aman dari ular, pemakaian sepatu bot, dan pemakaian saring tangan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gigitan ular kini menjadi prioritas kesehatan global.

WHO mengatakan komplikasi yang disebabkan oleh serangan ular menjadi sebuah fenomena yang diabaikan di negara tropis.

Antara 81.000 hingga 138.000 orang di seluruh dunia tewas karena gigitan ular. Sementara itu orang yang menderita disabilitas permanen akibat digigit ular jumlahnya lebih banyak lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com