Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sengketa Bendungan GERD di Sungai Nil, Ethiopia Yakin Tak Rugikan Siapa Pun

Kompas.com - 03/07/2020, 16:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

ADDIS ABABA, KOMPAS.com - Ethiopia yakin pembangunan Bendungan Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) tidak merugikan siapa pun.

Bangunan yang membendung sebagian Sungai Nil ini disengketakan oleh 3 negara sekaligus, yakni Ethiopia, Mesir, dan Sudan.

Duta Besa Ethiopia untuk Indonesia Admasu Tsegaye Agidew memaparkan penjelasannya terkait polemik ini, saat dihubungi Kompas.com via konferensi video pada Jumat (3/7/2020).

Baca juga: Internet di Ethiopia Mati di Tengah Protes Kematian Seorang Penyanyi

Admasu menerangkan, Ethiopia yang berpopulasi 110 juta jiwa, lebih dari setengahnya belum menikmati aliran listrik.

"Selama ini mereka memakai kayu bakar sebagai pengganti listrik," terang Dubes Admasu kepada Kompas.com.

Kemudian dalam slide presentasinya Kedubes Ethiopia di Jakarta menuliskan, penggunaan bahan bakar biomassa untuk memasak dan pemanas menciptakan masalah kesehatan dan lingkungan.

Admasu lalu membandingkan situasinya dengan Mesir. Negara tetangga Ethiopia itu semua wilayahnya sudah dialiri listrik.

Berdasarkan kesepakatan pada 1929 dan 1959 yang diteken antara Britania Raya sebagai kekuatan kolonial dan negara-negara di lembah Sungai Nil, Mesir berhak mendapatkan 55,5 miliar cm kubik air dari salah satu sungai terpanjang di dunia tersebut.

Sementara itu Sudan mendapat bagian 18,5 miliar cm kubik, sedangkan Ethiopia tidak kebagian satu cm kubik pun.

"Keadaan yang tidak adil ini tidak dapat dilanjutkan," tulis Kedubes Ethiopia.

Baca juga: Bendungan Lembah Berisi 30.000 Mayat Bekas Genosida Ditemukan di Rwanda

Foto tertanggal 26 Desember 2019 menunjukkan progres pembangunan Bendungan Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD). Proyek ini menjadi sengketa karena diperdebatkan 3 negara yakni Sudan, Mesir, dan Ethiopia.AFP/EDUARDO SOTERAS Foto tertanggal 26 Desember 2019 menunjukkan progres pembangunan Bendungan Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD). Proyek ini menjadi sengketa karena diperdebatkan 3 negara yakni Sudan, Mesir, dan Ethiopia.
"Tidak membahayakan"

Pada Mei 2010, 5 negara hulu menandatangani perjanjian Cooperative Framework Agreement untuk mendapat bagian lebih besar.

Ethiopia, Kenya, Uganda, Rwanda, dan Tanzania adalah 5 negara pertama yang meneken perjanjian itu, lalu disusul Burundi pada 2011.

Sungai Nil sendiri mengaliri 11 negara di Afrika, yakni Mesir, Ethiopia, Sudan, Uganda, Kenya, Tanzania, Burundi, Rwanda, Republik Demokratik Kongo, Eritrea, dan Sudan Selatan.

Bendungan GERD sudah dibangun sejak 2011, dan Dubes Admasu mengklaim bangunan pengendali air ini aman digunakan.

Baca juga: Bermain di Sungai, 8 Anak di China Tewas Tenggelam

Dubes Admasu menerangkan, Bendungan GERD dapat menghasilkan 6.450 megawatt dan menampung 74 juta cm kubik air.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com