Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brasil Alami Pekan Terburuk Covid-19, Massa Minta Presiden Jair Bolsonaro Mundur

Kompas.com - 30/06/2020, 07:33 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

BRASILIA, KOMPAS.com - Sejumlah pengunjuk rasa di Brasil maupun seluruh dunia mengecam Presiden Jair Bolsonaro, setelah alami pekan terburuk wabah Covid-19.

Demonstrasi "Stop Bolsonaro" menggema tidak hanya secara daring, namun juga terjadi di jalanan kota besar Negeri "Samba" maupun 20 negara lain.

Dalam orasinya yang berlangsung Minggu (28/6/2020), massa mendesak Presiden Jair Bolsonaro mundur seraya menyebutnya ancaman bagi demokrasi.

Baca juga: Presiden Brasil Jair Bolsonaro: Sepertinya Saya Terinfeksi Virus Corona

Aksi itu terjadi setelah dalam sepekan terakhir, Kementerian Kesehatan Brasil mencatatkan 259.105 kasus Covid-19, catatan tertinggi negara itu.

Brasilia juga melaporkan 7.005 orang terbunuh karena virus corona, setelah pada pekan sebelumnya mereka mencatatkan 7.285 korban meninggal.

Dengan 1,3 juta kasus positif dan 57.622 kematian, Negeri "Samba" menjadi hot spot baru pandemi, dan negara kedua yang paling terdampak di dunia setelah AS.

Bolsonaro, yang selalu menyebut wabah itu "flu ringan", mendapatkan kecaman luar biasa karena kebijakannya dalam mengatasi pandemi.

Presiden sayap kanan itu terus menerus menyangkal bukti yang makin meluas di negara berpenduduk terpadat di kawasan Amerika Latin itu.

Di ibu kota Brasilia, para pengunjuk rasa memasang 1.000 salib di halaman depan kongres sebagai bentuk penghormatan bagi korban meninggal virus corona.

Selain itu, mereka juga memasang spanduk yang bertuliskan "Bolsonaro, berhenti menyangkal!", seperti diberitakan Al Jazeera.

Baca juga: Pasien Ini Diapit 2 Jasad Korban Covid-19 di Brasil

"Brasil menderita rasa sakit yang luar biasa, rasa sakit tersmebunyi yang berdenyut di tengah banyaknya kematian karena Covid-19," tulis penyelenggara.

Mengibarkan bendera dan membawa berbagai spanduk, anggota partai sayap kiri juga bergabung dengan pengunjuk rasa di Sao Paulo.

Di Pantai Copacabana, Rio de Janeiro, polisi anti huru-hara bersenjatakan perisai dan tongkat berusaha memukul mundur demonstran.

Aksi polisi yang tidak simpatik terhadap 200 pendemo malah mendatangkan lebih banyak teriakan dari jendela. "Enyahlah Bolsonaro!" teriak mereka.

Tidak hanya Brasil, aksi menentang Jair Bolsonaro juga dilaporkan berlangsung di negara seperti Austria, Spanyol, Swiss, hingga Inggris.

Baca juga: Jika Tak Pakai Masker, Presiden Brasil Diancam Bakal Didenda

Para pakar menyatakan, angka sebenarnya infeksi maupun kematian karena SARS-Cov-2, nama resmi virus, jauh lebih tinggi dari laporan pemerintah.

Kementerian kesehatan memang mulai memeriksa terduga penderita. Tapi rendahnya kapasitas tes jadi masalah utama dia negara berpenduduk 212 juta tersebut.

Meski wabah itu belum bisa teratasi, sejumlah pemerintah daerah setempat mulai berupaya memaksakan untuk membuka kembali wilayah mereka.

Rio, kota kedua yang paling terdampak setelah Sao Pauio, sudah mengizinkan toko dibuka dan pertandingan sepak bola kembali digelar.

Bahkan, mereka berencana untuk memperbolehkan fans untuk datang menonton di stadion pada Juli nanti.

Baca juga: Covid-19 di Brasil Capai 1 Juta Kasus, Hampir 50.000 Pasien Meninggal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com