Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Pesawat Jatuh Tewaskan 97 Orang, Terkuak 40 Persen Pilot Pakistan Lisensinya Palsu

Kompas.com - 25/06/2020, 21:03 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Gulf News

KARACHI, KOMPAS.com - Sekitar 40 persen pilot di Pakistan memiliki lisensi terbang palsu, ucap Menteri Penerbangan Pakistan Ghulam Sarwar.

Dilansir dari Gulf News Rabu (24/6/2020), Sarwar mengungkap data "pilot gadungan" itu saat menyajikan laporan penyelidikan sementara di Majelis Nasional Pakistan.

Laporan itu tentang kecelakaan pesawat Pakistan International Airlines (PIA), 22 Mei 2020 di Karachi.

Baca juga: Sebelum Jatuh, Pesawat Pakistan Mencoba Mendarat hingga Gores Runway

"Pakistan memiliki 860 pilot aktif, yang meliputi pilot PIA, Serene Air, dan Blue Air juga."

"Penyelidikan yang dimulai pada Februari 2019 menunjukkan 262 pilot tidak menjalani ujian mereka sendiri dan meminta orang lain untuk melakukan ujian atas nama mereka," terang Sarwar dikutip dari Gulf News.

Ia menambahkan, di penyelidikan mereka menemukan pilot berlisensi "palsu" bahkan tidak memiliki jam terbang yang memadai.

Sebanyak 40 persen pemegang lisensi pemegang lisensi "palsu" juga termasuk ratusan pilot yang bukan "penerbang aktif".

Lebih lanjut Sarwar mengungkapkan, "Sayangnya, pilot juga ditunjuk berdasarkan politik. Uji kelayakan diabaikan saat menunjuk pilot."

Baca juga: Saksi: Mayat Jatuh dari Langit Saat Pesawat Pakistan PIA Jatuh

Pengangkatan empat pilot PIA juga disebutnya pengangkatan palsu, sebut media Pakistan yang dikutip Gulf News.

Penyelidikan kemudian diluncurkan, dan 54 pilot telah dikeluarkan. Namun, "beberapa pilot membantahnya di pengadilan," kata Menteri Penerbangan.

"Sejauh ini, setidaknya 9 pilot telah mengaku lisensinya palsu."

Dalam laporan sementara, menteri telah menahan para pilot dan petugas menara pengawas yang bertanggung jawab atas kecelakaan pesawat PIA di Karachi.

Penerbangan PIA PK8303 yang mengangkut 99 orang termasuk 8 awak kabin, menabrak permukiman di dekat bandara Karachi pada 22 Mei.

Dua orang selamat dari kecelakaan maut itu, sedangkan 97 orang lainnya tewas.

Baca juga: Di Rumah Kami Tidak Ada Idul Fitri, Ayah Ibu Tewas di Kecelakaan Pesawat

Pilot tak fokus, bicarakan Covid-19

Human error disebut merupakan penyebab utama kecelakaan pesawat di Pakistan yang menewaskan 97 orang pada Mei lalu.

Laporan yang dirilis menyebutkan, kecelakaan itu disebabkan oleh pilot yang membahas pandemi Covid-19 ketika melakukan pendaratan.

Sarwar menerangkan, Kapten Sajjad Gull membahas pandemi Covid-19 ketika mereka mencoba mendaratkan Airbus A320, dengan sistem autopilot yang telah dimatikan.

"Pilot dan kopilotnya tidak fokus karena membahas virus corona. Mereka membahas wabah itu dan keluarga yang terdampak," jelas Sarwar.

Baca juga: Sebelum Jatuh, Pilot PIA Teriakkan Mayday karena Kesalahan Teknis

Dilansir AFP Rabu (24/6/2020), Sarwar menjelaskan bahwa sayangnya, Kapten Gull terlampau percaya diri ketika berusaha menurunkan burung besi itu.

Laporan penyelidikan menunjukkan, pesawat itu terbang melebihi ketinggian yang dibutuhkan untuk mendarat, dengan roda pendaratan tak diturunkan.

Prosedur penerbangan langsung diabaikan baik pilot dan menara pengawas, dan berakibat pada kerusakan di bagian bodi dan mesin pesawat.

Baca juga: Kecelakaan Pesawat di Pakistan yang Tewaskan 97 Orang karena Pilot Bahas Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Gulf News
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Global
7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com