Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendak Mengungsi ke Yaman, Migran Somalia Tak Tahu di Sana Ada Perang

Kompas.com - 25/06/2020, 18:07 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

MOGADISHU, KOMPAS.com - Wawancara petugas imigrasi PBB menemukan, beberapa penduduk migran di Somalia yang hendak ke Yaman tidak tahu di negara tujuan itu ada perang.

Temuan PBB ini diungkap oleh Associated Press (AP) pada Kamis (25/6/2020).

Selain mengungkap fakta tersebut, petugas imigrasi PBB juga menemukan bahwa ribuan penduduk migran tidak tahu apa pun tentang virus corona.

Baca juga: Ribuan Warga di Negara Ini Tak Tahu Apa Pun soal Covid-19, Dikira Gejala Diare

Petugas migrasi PBB menanyai orang-orang di perbatasan Somalia, salah satu rute migrasi paling berbahaya di dunia.

Perbatasan itu melintasi Laut Merah yang sering dilewati penyelundup, melalui Yaman yang dilanda perang, dan berbatasan dengan negara-negara Teluk yang kaya-raya.

Para penduduk migran itu kebanyakan adalah pemuda dari perdesaan Ethiopia. Sebagian besar tidak berpendidikan dan berasal dari masyarakat yang tidak bisa mengakses internet.

"Kami telah mewawancarai penduduk migran selama bertahun-tahun," ujar Celeste Sanchez Bean, manajer program PBB yang berbasis di ibu kota Somalia, Mogadishu, kepada AP.

Baca juga: Sehari Setelah Gencatan Senjata, Yaman Umumkan Kasus Covid-19 Pertama

Minim pengetahuan soal virus corona

Rendahnya pendidikan dan sulitnya mengakses informasi membuat pengetahuan para penduduk migran itu terbatas.

Akibatnya, ribuan dari mereka sampai sekarang tak tahu apa pun soal virus corona, padahal sudah 6 bulan lamanya pandemi ini melanda dunia.

Petugas imigrasi PBB mengetahuinya setelah kasus pertama Covid-19 dikonfirmasi Somalia.

Sebelumnya para petugas hanya menanyakan pertanyaan sederhana ke penduduk migran, seperti asalnya dari mana, tujuan ke mana, dan kenapa bermigrasi.

Namun, setelah kasus pertama Covid-19 dikonfirmasi Somalia, pertanyaan baru pun ditambahkan: Berapa banyak orang di kelompokmu yang mengetahui virus corona?

Baca juga: Menganggur di Tengah Krisis Wabah, Pekerja Migran India Pulang Kampung Jalan Kaki

Hasilnya mengejutkan, karena hingga 20 Juni tercatat 51 persen atau 3.471 penduduk mengatakan bahwa mereka belum pernah mendengar Covid-19.

"Saat pertama kali mendengarnya saya sangat terkejut," ujar Bean masih dikutip dari AP.

Temuan ini menjadi tantangan berikutnya dalam menyebarkan informasi tentang Covid-19 agar menjangkau semua orang, supaya para penduduk yang belum terjamah informasi itu mau memakai masker.

Kesalahpahaman juga ditemukan di kalangan orang-orang terlantar di wilayah Somalia yang memisahkan diri dari Somaliland.

Beberapa orang salah tafsir mengira Covid-19 penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, atau berpikir gejala utama penyakit pernapasan ini adalah diare.

Baca juga: 16 Pekerja Migran di India Tewas Terlindas Kereta Api Saat Pulang Kampung

Akan tetapi, kabar baiknya, setelah pertanyaan tentang virus corona itu diajukan, jumlah orang yang tidak mengetahui virus corona turun selama belasan minggu.

Awalnya ada 88 persen penduduk yang tidak mengetahui virus bernama resmi SARS-CoV-2 ini.

Siapa pun yang tidak tahu tentang virus corona langsung diberi penjelasan singkat, termasuk bagaimana virus itu menular, serta gambaran gejala dan bagaimana cara mencegahnya.

Sementara itu, para responden yang mengetahui virus ini mengaku mendapatkan informasi dari radio, pesan mulut ke mulut, dan pesan di layanan telepon seluler saat menunggu seseorang menjawab telepon.

Pesan semacam Nada Sambung Pribadi (NSP) itu banyak dipakai di negara-negara Afrika. "Perlahan-lahan, informasinya sampai di sana," ucap Bean.

Baca juga: Pekerja Migran di India Disemprot Disinfektan, Netizen: Kalian Ingin Bunuh Corona atau Manusia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com