Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Pilpres AS: Joe Biden Unggul Telak 14 Poin atas Trump

Kompas.com - 24/06/2020, 21:02 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com – Empat bulan menjelang pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) pada 3 November, peta pertarungan mulai terlihat jelas.

Walau diprediksi akan berlangsung ketat, calon presiden (capres) Partai Demokrat Joe Biden perlahan tapi pasti menyandang status unggulan untuk mengalahkan petahana Republikan Donald Trump.

Hasil survei terbaru oleh salah satu lembaga survei dengan tingkat akurasi terbaik, Siena College/The New York Times Upshot yang dirilis Rabu (24/6/2020) mempertegas status tak menguntungkan Trump.

Baca juga: Siapa Bakal Jadi Cawapres Joe Biden? Ini Profil 12 Kandidatnya (Bagian 1)

Biden unggul telak dua digit 14 poin dengan dukungan 50 persen pemilih. Trump tertinggal jauh dengan raihan 36 persen.

Dukungan merata Biden yang kuat

Mantan wakil presiden Barack Obama itu mendapat dukungan yang kuat dari pemilih perempuan, pemilih muda, dan kaum minoritas blok pemilih kulit hitam dan Hispanik.

Bahkan blok pemilih yang selama ini loyal terhadap Partai Republik mengalihkan suara ke Biden. Misal blok pemilih pria, pemilih kulit putih, dan pemilih manula.

Ketidakbecusan Trump menangani pandemi Covid-19 dan krisis rasial yang sedang melanda AS meyakinkan pemilih mengambang. Terutama pemilih Republik berhaluan moderat dan pemilih suburban untuk tidak memilih presiden berusia 74 tahun itu.

Tiga perlima pemilih, yaitu 60 persen menunjukkan ketidakpuasan terhadap kinerja Trump menangani virus corona dan dampak ekonomi yang ditimbulkan.

Baca juga: Siapa Bakal Jadi Cawapres Joe Biden? Ini Profil 12 Kandidatnya (Bagian 2)

Pemilih juga tidak mendukung kengototan Trump mengakhiri lockdown dan membuka kembali roda perekonomian.

Dalam hal hubungan ras, hanya 33 persen yang puas dengan kebijakan presiden ke-45 AS itu. Pemilih menolak keras upaya Trump menggambarkan kerusuhan rasial sebagai aksi melawan hukum.

Hasil survei ini seirama dengan survei-survei lain di mana Trump tertinggal dua digit. Survei Fox News, stasiun televisi berhaluan konservatif yang pro-Trump, menunjukan Biden unggul 12 poin.

Biden juga memimpin di survei lain oleh CNN dengan perbandingan 55 persen melawan 41 persen. Ketiga survei ini dilakukan dengan metode telepon langsung atau live interview yang memiliki tingkat akurasi yang lebih tepat.

Fakta juga menunjukan belum pernah sekalipun Trump menyalip Biden di survei.

Berita buruk lain bagi taipan real estate itu adalah tingkat kepuasan atau approval rating terhadap kepresidenannnya sangat rendah dan mandek, yaitu tak pernah beranjak jauh di sekitar 40 persen sejak dia disumpah pada 20 Januari 2017.

Baca juga: Resmi Jadi Capres AS 2020 dari Demokrat, Joe Biden Sindir Trump Pemecah Belah AS

Sejarah menunjukkan, sangat sulit bagi petahana untuk kembali terpilih dengan tingkat kepuasan serendah itu.

Tentunya tidak sedikit yang mulai membandingkan dan menyamakan keunggulan Biden dengan keunggulan Hillary Clinton yang secara mengejutkan kalah pada pilpres 2016.

Namun, sejauh ini Biden telah berkali-kali melewati angka mayoritas 50 persen, hal yang tidak pernah dapat dicapai Clinton.

Selain itu politisi kawakan berusia 77 tahun itu konsisten memiliki jarak keunggulan yang lebih telak atas Trump dibandingkan dengan istri Bill Clinton itu.

Secara electoral college, Biden juga unggul di hasil-hasil survei sejumlah swing state krusial seperti Wisconsin, Pennsylvania, Michigan, Arizona, North Carolina, dan Florida. Enam negara bagian ini akan menjadi pusat utama pertempuran menuju Gedung Putih.

Baca juga: Kesampingkan Perselisihan, Joe Biden dan Trump Berbicara via Telepon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Badan Nuklir PBB: Sikap Sembrono Rusia-Ukraina di PLTN Zaporizhzhia Bahayakan Dunia

Badan Nuklir PBB: Sikap Sembrono Rusia-Ukraina di PLTN Zaporizhzhia Bahayakan Dunia

Global
Pria Perancis yang Melawan Pelaku Penikaman Massal Sydney Dijanjikan Visa Australia

Pria Perancis yang Melawan Pelaku Penikaman Massal Sydney Dijanjikan Visa Australia

Global
PBB: Iran Tutup Fasilitas Nuklir Usai Serang Israel

PBB: Iran Tutup Fasilitas Nuklir Usai Serang Israel

Global
Siapa Pemasok Senjata Terbesar untuk Israel?

Siapa Pemasok Senjata Terbesar untuk Israel?

Internasional
Menlu China Diskusi dengan Iran, Ini yang Dibahas

Menlu China Diskusi dengan Iran, Ini yang Dibahas

Global
DPR AS Bakal Lakukan Pemungutan Suara Terkait Bantuan Ukraina dan Israel

DPR AS Bakal Lakukan Pemungutan Suara Terkait Bantuan Ukraina dan Israel

Global
Demonstran Pro-Palestina Blokade Jembatan dan Jalanan di AS

Demonstran Pro-Palestina Blokade Jembatan dan Jalanan di AS

Global
Seperti Ini Sejarah Kelam Serangan Israel di Tanah Iran

Seperti Ini Sejarah Kelam Serangan Israel di Tanah Iran

Global
PBB Minta Iran dan Israel Menahan Diri, Dunia Tak Mampu Tanggung Banyak Perang

PBB Minta Iran dan Israel Menahan Diri, Dunia Tak Mampu Tanggung Banyak Perang

Global
Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Internasional
[POPULER GLOBAL] Penikaman Massal di Sydney | WNI Sempat Interaksi Pelaku Penikaman

[POPULER GLOBAL] Penikaman Massal di Sydney | WNI Sempat Interaksi Pelaku Penikaman

Global
PM Malaysia: Serangan Iran terhadap Israel adalah Tindakan Sah

PM Malaysia: Serangan Iran terhadap Israel adalah Tindakan Sah

Global
UPDATE Penikaman Gereja Sydney, Polisi Tangkap Remaja 15 Tahun, Kerusuhan Pecah

UPDATE Penikaman Gereja Sydney, Polisi Tangkap Remaja 15 Tahun, Kerusuhan Pecah

Global
Sidang Kasus Suap Trump Dibuka, Jadi Mantan Presiden AS Pertama Hadapi Pengadilan Pidana

Sidang Kasus Suap Trump Dibuka, Jadi Mantan Presiden AS Pertama Hadapi Pengadilan Pidana

Global
Cerita WNI Sempat Berinteraksi dengan Pelaku Penikaman di Mal Sydney Sebelum Kejadian

Cerita WNI Sempat Berinteraksi dengan Pelaku Penikaman di Mal Sydney Sebelum Kejadian

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com