Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anwar Ibrahim Tak Bisa Percaya 100 Persen kepada Mahathir, Ini Alasannya

Kompas.com - 22/06/2020, 15:34 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Pemimpin Oposisi Malaysia Anwar Ibrahim berkata, ia tidak bisa percaya 100 persen kepada Mahathir Mohamad.

Anwar kembali angkat bicara mengenai pasang surutnya hubungan dengan mantan Perdana Menteri Malaysia tersebut, melalui live streaming Facebook Minggu malam (21/6/2020).

Anwar Ibrahim dengan gamblang mengungkapkan ketidakpercayaannya kepada sosok Mahathir.

Baca juga: Anwar Ibrahim Tolak Mahathir sebagai Calon PM Pakatan Harapan

“Berdasarkan pengalaman, saya tidak dapat percaya 100 persen kepada Tun Dr Mahathir.” ucapnya.

Pernyataan Anwar berselang beberapa hari setelah partai pimpinannya, Partai Keadilan Rakyat (PKR), dengan tegas menolak mencalonkan Mahathir sebagai calon Perdana Menteri koalisi oposisi Pakatan Harapan (PH).

Anwar melanjutkan, ketidakpercayaan bukan hanya datang dari PKR melainkan juga dari mitra koalisi Partai Aksi Demokrat (DAP) dan Partai Amanah.

Politisi berusia 73 tahun itu mengungkapkan, komponen partai Pakatan Harapan telah sepakat dengan proposal koalisi mengajukan dirinya sebagai calon PM Malaysia.

Namun Mahathir menolak dan mengajukan proposal kedua, yang akan mencalonkan dirinya kembali untuk ketiga kalinya sebagai orang nomor satu di Negeri “Jiran”.

Baca juga: Karakter Mahathir Mohamad Itu Menjengkelkan

“Kita telah memberitahu Tun bahwa beliau sudah berkuasa 24 tahun, waktunya bagi dia untuk mencalonkan sosok lain. Kita juga sudah membuat perjanjian,“ lanjut Anwar.

Ia merujuk ke kesepakatan lama bahwa Mahathir akan menyerahkan kekuasaan kepada dirinya setelah 2 tahun menjabat.

Meski begitu, Dr M tetap bersikukuh ingin kembali dicalonkan, imbuh Anwar.

Kemelut transisi Mahathir ke Anwar

Mahathir mengajukan agar Pakatan Harapan mencalokan dirinya sebagai PM Malaysia, dengan kesepakatan baru menandatangani perjanjian hitam putih mengangkat Anwar sebagai Deputi Perdana Menteri (DPM) dan menyerahkan kekuasaan setelah 6 bulan.

DAP dan Amanah mendukung proposal kedua ini, karena percaya Mahathir dapat mengumpulkan mayoritas kursi di parlemen untuk menggulingkan pemerintahan Perikatan Nasional (PN) pimpinan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.

Baca juga: Muhyiddin: Mahathir Tidak Dipecat, Tapi...

Anwar sejauh ini belum dapat mengumpulkan mayoritas minimal 112 kursi yang diperlukan. Namun Anwar dan PKR menolak mentah-mentah proposal kedua tersebut.

Penolakan suami Wan Azizah itu didasari kekhawatirannya terkait isu transisi kekuasaan, yang menyudahi 22 bulan pemerintahan Pakatan Harapan akan kembali menjadi bahan pergunjingan dan persoalan politik seperti yang terjadi sebelumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com