Video itu diunggah setelah kampanye diumumkan tanggal 19 Juni, dan mendapat lebih dari 700.000 likes.
Informasi mengenai kampanye itu memicu kemarahan sejumlah pihak karena jatuh pada Juneteenth, perayaan berakhirnya perbudakan AS.
Lokasi acara tersebut, Tulsa, juga kontroversial, karena merupakan salah satu tempat pembantaian ras terburuk dalam sejarah AS.
Baca juga: Dikritik Tidak Hormati Juneteenth, Trump Tunda Kampanye di Tulsa
Setelah berita tentang jumlah peserta kampanye Trump yang di bawah prediksi tersebar, pemilik akun TikTok, Mary Jo Laupp, memuji hal itu dan mengatakan pada orang-orang muda yang belum cukup umur untuk memilih.
"Ingat bahwa Anda memiliki dampak karena telah melakukan satu hal dan berbagi informasi."
Jika benar, ini bukan pertama kalinya pengguna media sosial menunjukkan sikap politiknya dalam beberapa minggu terakhir.
Penggemar K-pop secara aktif menenggelamkan tagar yang digunakan oleh lawan Black Lives Matter (BLM) dalam beberapa minggu terakhir, dan mengumpulkan donasi setelah kematian pria Afrika-Amerika George Floyd bulan lalu.
Wartawan BBC Anthony Zurcher yang berada di Tulsa mengatakan, penyelenggara kampanye selalu memberikan tiket lebih banyak daripada ruang yang tersedia, sehingga orang iseng yang mengisi pemesanan, tidak akan menghentikan kehadiran orang yang benar-benar mendukung Trump.
Namun, tampaknya mereka (orang-orang yang membuat reservasi palsu) telah meyakinkan tim kampanye Trump bahwa lebih banyak orang akan datang dibandingkan yang sebenarnya ada.
Tim kampanye itu sebelumnya mengatakan sekitar 1 juta orang akan hadir di kampanye, tetapi jika setengah dari reservasi itu asli, kampanye itu akan terlihat jauh lebih ramai, ujar Zurcher.
Baca juga: Kampanye Trump Berisiko Menularkan Covid-19, Ini Peringatan Anthony Fauci
Ada kekhawatiran kampanye ini bisa memicu penularan Covid-19.
Mereka yang menghadiri kampanye harus menandatangani surat pernyataan yang melindungi tim kampanye Trump dari tanggung jawab atas penyakit apa pun.
Beberapa jam sebelum acara dimulai, para pejabat mengatakan enam anggota staf yang terlibat dalam kampanye itu dinyatakan positif Covid-19.
Ada pertentangan sengit mengenai kampanye ini, termasuk langkah hukum yang ditolak oleh Mahkamah Agung Oklahoma, yang diajukan penentang kampanye selama pandemi dengan alasan kesehatan.