Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Sebut Adik Kim Jong Un Sosok yang Dingin, Kejam, dan Sombong

Kompas.com - 21/06/2020, 14:36 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong, yang mendapat julukan "Putri" disebut sosok yang dingin dan kejam.

Kim adik menjadi perhatian setelah pada awal pekan ini dia memerintahkan penghancuran kantor penghubung Korea Selatan di Kaesong.

Tak hanya itu, Kim Yo Jong juga melontarkan serangkaian kecaman kepada pemerintah Korsel, dan mengancam bakal mengerahkan militer.

Baca juga: Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, Dinilai Bisa Lebih Kejam dari Sang Kakak

Adik Kim Jong Un itu mengklaim bisa menginstruksikan perintah tersebut karena mendapat wewenang dari kakak, partai, dan negaranya.

Beberapa pakar kini melontarkan dugaan apakah sudah dianggap sebagai suksesor Kim kakak di Korea Utara, dan ingin melihat seperti apa kepemimpinannya.

"Dari apa yang saya lihat, dia adalah sosok yang dingin, kejam, dan sombong," jelas Suzanne Scholte, salah satu pendiri Free North Korea Radio.

Scholte menerangkan, pendekatannya yang agresif merupakan upaya konsolidasi sekaligus mengukuhkan dukungan pejabat Korut kepadanya.

"Kim Jong Un sudah menunjukkan jika terjadi sesuatu dengan dirinya, maka ada penerusnya dan keluarga Kim masih berkuasa," jelasnya.

Dulu, dia dianggap hanya sebagai sebatas staf biasa kakaknya, di mana dia akan memberikan asbak kristal setiap kali sang kakak merokok.

Kini dilansir New York Post Sabtu (20/6/2020), Kim adik kini menjelma sebagai salah satu pemimpin yang diakui di seluruh negeri komunis.

Baca juga: Provokasi Korea Utara demi Memperkuat Status Adik Kim Jong Un

Pakar Korut sekaligus purnawirawan Kolonel Pasukan Khusus AS, David Maxwell, menerangkan tidak ada orang nomor dua di Korea Utara.

"Tapi dia bertindak seolah dia adalah wakil pemimpin. Sangat tidak mungkin kecuali kakaknya sendiri yang memberi wewenang," kata Maxwell.

Pakar yang lain menyatakan, meski dia perempuan dan masih sangat muda, Kim yunior diyakini tidak akan menemui ganjalan di Pyongyang.

"Dia galak dan tangguh. Saya tidak berpikir karena dia perempuan maka dia akan terganjal," ucap Sean King, pakar Asia di Park Strategies.

King mendasarkan argumentasinya bahwa para perempuan mengelola bisnis pasar gelap di Korut, meski negara tersebut didominasi oleh patriarki.

Perempuan yang diyakini berusia 32 tahun itu juga menempuh pendidikan di Swiss seperti kakaknya, dan bersuamikan pejabat tinggi Choe Song.

Dia pertama kali tampil sendiri ketika hadir dalam upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korea Selatan, 2018 lalu.

Baca juga: Kim Yo Jong, Adik Kim Jong Un yang Mulai Unjuk Gigi

Dua terus mendampingi sang kakak ketika bertemu Presiden Korsel Moon Jae-in, maupun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dia sempat "menghilang" buntut pertemuan kedua Kim dan Trump di Hanoi, Vietnam, pada 2019 berakhir tanpa kesepakatan penting.

Namun, dia saat ini kembali muncul di hadapan publik, di mana dia menyatakan "muak mendengarkan setiap pidato" Presiden Moon.

Para pengamat veteran meyakini, keluarnya Kim adik jelas bukan semata bentuk pengaderan sang kakak untuk menggantikannya kelak.

Ataupun sebagai wakilnya di tengah kabar kembali menghilangnya Kim kakak, yang pada April lalu sempat dirumorkan meninggal.

Sumber internal Korut mengungkapkan, Kim berada dalam tekanan pejabat senior karena dia tidak kunjung mengangkat sanksi dari PBB.

"Dia tengah duduk mengawasi kita. Bisa jadi ini hanya strategi pengalihan. Ingat, ini semua hanya tentang sanksi," papar Maxwell.

"Korea Utara jelas menargetkan Seoul untuk memberikan tekanan, dengan harapan mereka bisa membujuk AS kembali duduk dalam perundingan," lanjutnya.

Baca juga: Adik Kim Jong Un, Sosok di Balik Memanasnya Relasi Korsel dan Korut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com