Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Klaim Sepihak Lembah Galwan, India: Berlebihan dan Tak Bisa Dipertanggungjawabkan

Kompas.com - 20/06/2020, 20:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

NEW DELHI, KOMPAS.com - India memperingatkan China agar "tak membuat klaim berlebihan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan" terkait klaim sepihak Lembah Galwan.

Sebanyak 20 tentara Negeri "Bollywood" tewas dalam ketegangan yang terjadi di wilayah Kashmir Senin malam waktu setempat (15/6/2020).

Meski mengaku ada korban, China tak merinci berapa prajuritnya yang tewas atau terluka, dalam ketegangan mematikan sejak 45 tahun silam.

Baca juga: Secara Sepihak, China Klaim Lembah Galwan yang Diperebutkan dengan India

Dalam kicauannya di Twitter, juru bicara kementerian luar negeri Beijing, Zhao Lijian, mengklaim Lembah Galwan adalah wilayah mereka.

Zhao mengklaim kawasan itu berada di bagian barat Garis Kontrol Aktual (LAC). "Selama bertahun-tahun, pasukan China berpatroli di sana," ujar dia.

Merespons pengakuan sepihak itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Anurag Srivastava, menekankan dua pihak sepakat menangani situasi ini secara bijaksana.

"Membuat klaim yang berlebihan dan tak bisa dipertanggungjawabkan ini bakal memutarbalikkan pemahaman," jelas Srivastava dalam keterangan resmi.

Kedua belah pihak saling menuding melewati LAC, yang berujung pada baku hantam di antara militer dua negara di wilayah Ladakh.

Media setempat memberitakan, pejabat senior militer kedua belah pihak bertemu Kamis untuk mendinginkan tensi (18/6/2020). Namun, tak ada konfirmasi dari informasi itu.

Baca juga: Lembah Galwan, Kawasan Tinggi dan Sangat Dingin, Mengapa Diperebutkan?

Bentrokan Ladakh

Dilansir Al Jazeera, New Delhi menyatakan kedua pasukan tidak menggunakan senjata api, melainkan melempar batu dan saling membalas makian.

Dari 20 tentara yang tewas, salah satu di antaranya berpangkat Kolonel. Mereka meninggal karena luka-luka dan terpapar suhu sangat dingin.

Sebelumnya pada Mei, kubu India menuding Negero "Panda" melintasi perbatasan di tiga titik, mendirikan tenda, dan mengabaikan peringatan untuk pergi.

Insiden itu kemudian meningkat menjadi adu makian dan baku pukul, di mana baik kanal televisi dan media sosial menayangkan rekaman tersebut.

Baca juga: Konflik Perbatasan India-China, Narendra Modi: Rakyat India Terluka dan Marah

Menteri Luar Negeri China Wang Yi, dalam teleponnya dengan koleganya Menlu India Subrahmanyam Jaishankar, memperingatkan agar mereka tak diremehkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com