Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Korea Utara "Siap Beraksi" Melawan Korea Selatan

Kompas.com - 16/06/2020, 12:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

PYONGYANG, KOMPAS.com - Militer Korea Utara menyatakan, mereka "siap beraksi" melawan Korea Selatan, dalam ketegangan dua negara selama dua pekan terakhir.

Sejak akhir Juni, Pyongyang sudah melontarkan serangkaian serangan verbal ke Seoul buntut aktivitas para pembelot di perbatasan.

Para pembelot Korea Utara itu sering mengirim barang seperti USB berisi drama Korea Selatan, uang pecahan 1 dollar, dan pamflet melalui balon.

Baca juga: Ancam Korea Selatan, Korea Utara Bakal Kirim Militer ke Perbatasan

Dilansir AFP Selasa (16/6/2020), pamflet itu berisi kritikan terhadap Kim Jong Un yang dianggap melanggar HAM demi ambisi nuklir pribadinya.

Seoul sebenarnya sudah berusaha melarang mereka, karena khawatir aktivitas tersebut bisa memicu risiko warga yang berada di perbatasan.

Namun, Korea Utara menganggap negara tetangganya itu belum cukup menindak pembangkang, sehingga memberikan ancaman kepada Negeri "Ginseng".

Pekan lalu, pemerintah negeri komunis mengumumkan mereka berencana untuk memutus segala hubungan komunikasi dengan Korsel.

Analis menyatakan, Korut mungkin akan mengemas krisis itu untuk menekan Korsel, di tengah kolapsnya perundingan denuklirisasi dengan AS.

Dikutip kantor berita KCNA, Kantor Staf Jenderal Tentara Rakyat Korea (KPA) menyatakan bahwa hubungan dua Korea saat ini memburuk.

Baca juga: Korea Selatan Minta Korea Utara Pegang Teguh Perjanjian

Karena itu, tentara Korea Utara tengah "meninjau rencana" untuk "mengubah garis depan menjadi benteng", termasuk memasuki zona demiliterisasi (DMZ).

Laporan dari Korea Selatan menyebutkan, rencana itu bisa jadi mendirikan lagi pos penjagaan di zona demiliterisasi, yang sempat disepakati untuk dihapus pada 2018.

Militer Korut juga menyatakan, mereka berencana untuk menerapkan "penyebaran selebaran skala besar" ke wilayah negeri tetangga.

Pada Senin (15/6/2020), Presiden Korsel Moon Jae-in menyerukan pemerintahan Kim Jong Un "untuk tidak menutup pintu dialog".

Sejak Pyongyang mengecam adanya selebaran menentang mereka, Korsel melalui kementerian unifikasi sejatinya sudah melayangkan laporan ke polisi.

Mereka menyasar dua kelompok pembangkang yang dianggap bertanggung jawab, dan memperingatkan mereka bisa "menindak" para aktivis tersebut.

Dua Korea secara teknis masih terlibat konflik, karena Perang Korea pada 1950-1953 hanya diakhiri gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Baca juga: Korea Utara ke Korea Selatan: Hentikan Omong Kosong soal Denuklirisasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com