Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barat Pertanyakan Rendahnya Angka Kematian Covid-19 di Rusia

Kompas.com - 15/06/2020, 13:26 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Ketika ayah Leonid Shlykov, Sergei tewas di Rumah Sakit Moskwa akhir bulan lalu setelah berjuang 11 hari dengan ventilator, keterangan sertifikat kematiannya menunjukkan dia mengalami Covid-19 meski bukan sebagai penyebab utama kematian.

Di facebook, Leonid menulis, "Ya, dia (Sergei) meninggal karena gagal ginjal dan diabetes, tapi jika tidak terinfeksi Covid-19, dia mungkin masih hidup saat ini."

"Jika kami tahu angka sebenarnya dari kasus infeksi dan kematian, itu akan membuat kami merawat ayah di rumah sakit lebih awal."

Cara Rusia menghitung angka kematian selama wabah virus corona bisa jadi satu alasan mengapa angka kematiannya sebanyak 6.948 jauh di bawah negara lain.

Bahkan meski Rusia mengumumkan kasus infeksi sebanyak 529.000, masih berada di bawah Amerika Serikat dan Brasil.

Paradoks itu mengarah pada tuduhan dan kritk yang dilayangkan media Barat bahwa pihak otoritas Rusia telah memalsukan angka kematian sebagai tujuan politis untuk mengecilkan skala wabah.

Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa angka kematian rendah di Rusia akibat virus corona merupakan 'suatu hal yang tidak biasa'.

Baca juga: Aplikasi Pemantau Sosial Pasien Virus Corona di Rusia Timbulkan Amarah Warga

Rusia bantah palsukan data

Sementara itu, menanggapi pernyataan itu, pihak Rusia membantah. Wakil Perdana Menteri Rusia, Tatyana Golikova mengatakan, "Kami tidak pernah memanipulasi statistik resmi."

Padahal, dengan sistem penghitungan yang berbeda di negara-negara bagian Rusia dan uji virus yang tidak merata berkontribusi pada sulitnya menghitung angka kematian yang tepat selama wabah berlangsung.

Beberapa faktor lain juga berkontribusi pada rendahnya laporan rasio kematian di Rusia. Di antaranya kecenderungan beberapa pejabat Rusia untuk 'membumbui' laporan statistik, geografi Rusia yang luas dan harapan hidup populasinya.

Menurut Dr Natalia Belitchenko, seorang ahli patologi di kantor pemeriksa medis sekitar St. Petersburg, tindakan otopsi merupakan hal wajib dalam setiap kasus Covid-19 baik sudah dikonfirmasi positif terlebih yang masih diduga. Penyebab kematiannya pun diputuskan oleh Komisi Spesialis.

Setiap harinya dia menemukan kasus kematian akibat Covid-19. Hanya 20 persen dari mereka dikaitkan dengan Covid-19. Dalam kasus lain, virus ditentukan sebagai kondisi yang mendasarinya.

"Dalam sebagian besar kasus, pneumonia itu sendiri tidak akan menyebabkan kematian, jika kondisi yang mendasarinya tidak meningkat hingga menjadi fatal," kata Belitchenko kepada The Associated Press.

Dr Michael Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO mengatakan, "Tidak seperti Rusia, hitungan kematian resmi beberapa negara termasuk mereka yang memiliki Covid-19 tetapi meninggal karena sebab lain."

Menurut Ryan, penting bagi pihak berwenang Rusia untuk meninjau cara sertifikasi kematian dilakukan. Hal itu untuk meyakinkan mereka bahwa sertifikat kematian dilakukan dengan cara yang akurat.

Baca juga: Lewati Rusia, Brasil Catatkan Kasus Covid-19 Terbanyak Kedua di Dunia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com