KAMPALA, KOMPAS.com - Rafiki, seekor gorila gunung yang terkenal di Uganda dan terancam punah, dilaporkan mati setelah ditombak oleh pemburu yang kejam.
Dia mati setelah "benda tajam" menembus organ dalamnya. Otoritas bergerak cepat dengan menangkap empat orang yang diduga pelaku.
Jika terbukti bersalah, mereka bisa dipenjara seumur hidup atau mendapat denda 5,4 juta dollar AS, sekitar Rp 76 miliar, karena membunuh hewan terancam punah.
Baca juga: Mengenaskan, Empat Gorila Langka di Uganda Mati Tersambar Petir
Otoritas Alam Liar Uganda (UWA) menyatakan, kematian Rafiki adalah "pukulan telak" baig mereka karena saat ini, hanya tersisa 1.000 ekor gorila gunung.
Rafiki, yang merupakan pemimpin dari kawanan berisi 17 ekor gorila, diyakini berusia 25 tahun ketika ditombak di Taman Nasional Impenetrable Bwindi.
"Kematiannya menyebabkan kelompok itu mulai tidak stabil. Ada kemungkinan mereka akan tercerai berai," jelas Bashir Hangi dari UWA kepada BBC.
Dilansir Daily Mirror Jumat (12/6/2020), karena tidak ada kepemimpinan, ada kemungkinan kelompok itu diambil alih pejantan lain.
Pakar menerangkan, kelompok tersebut sudah terhabituasi. Artinya, mereka sudah terbiasa dengan kehadiran manusia di lingkungan mereka.
Bangkai Rafiki ditemukan pada 2 Juni, satu hari setelah dia dilaporkan menghilang. Petugas langsung melakukan pelacakan pelaku.
Mereka menelusurinya hingga ke desa sebelah, di mana salah satu pemburu yang ditangkap mempunyai peralatan untuk berburu.
Diyakini keempatnya awalnya berburu binatang yang lebih kecil di taman. Dia terpaksa membunuh Rafiki sebagai bentuk pertahanan diri karena diserang.
Keempat pelaku tersebut bakal dijerat menggunakan undang-undang perlindungan alam liar yang sudah disahkan pada tahun lalu.
Gorila gunung merupakan atraksi populer di taman, dengan UWA begitu mengandalkan kedatangan wisatawan guna menggenjot pemasukan.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 22 Desember 1956, Gorila Pertama Kali Lahir di Kandang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.