Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbakar 14 Jam, Kapal Selam Tenaga Nuklir Perancis Tidak Meledak, Ini Sebabnya

Kompas.com - 14/06/2020, 10:44 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TOULON, KOMPAS.com - Salah satu kapal selam Perancis bertenaga nuklir terbakar selama 14 jam. Beruntung, reaktornya dapat dilindungi sehingga tidak meledak.

Keterangan itu disampaikan Menteri Pertahanan Perancis pada Sabtu (13/6/2020).

Kapal selam tersebut sedang direnovasi di pangkalan militer Toulon. Kobaran api mulai menjalar sekitar pukul 10.30 pagi waktu setempat pada Jumat (12/6/2020).

Baca juga: Chokehold Dilarang, Polisi Perancis Merasa Terhina dan Protes Buang Borgol

Angkatan Laut Perancis mengatakan, kebakaran terjadi di bagian bawah yang sulit diakses.

Diperlukan sekitar 100 petugas pemadam kebakaran dan 150 kru pendukung untuk memadamkan api, yang berhasil dilakukan sekitar pukul 22.00 di hari yang sama

"Ada kebakaran, tapi tidak ada kecelakaan nuklir," ujar Menteri Pertahanan Florence Parly dikutip dari AFP Sabtu (13/6/2020).

Ia menambahkan, selama kebakaran itu "penanganan dilakukan di area belakang kapal untuk melindungi kompartemen reaktor nuklir."

Baca juga: Perancis Bunuh Pemimpin Al Qaeda di Afrika Utara, Abdelmalek Droukdel

AL Perancis mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini dan tidak ada risiko terpapar radiasi.

Pasalnya, bahan bakar nuklir telah dipindahkan saat renovasi La Perle, salah satu dari enam kapal selam Perancis bertenaga nuklir.

Tingkat kerusakan dan apa penyebab kebakaran belum diketahui secara pasti, tetapi seorang petugas di pusat perbaikan Kelompok Angkatan Laut menyebut ini insiden serius.

Pihak berwenang di regional itu mengatakan, tes polusi dan radioaktivitas yang dilakukan oleh para ahli independen belum menemukan sesuatu yang janggal.

Baca juga: Media Perancis Ulas Hukuman Lantunkan Ayat Suci Al Quran bagi Pelanggar Social Distancing

Akan tetapi asosiasi pengawas nuklir Perancis CRIIRAD mengatakan, pengukuran di dekat lokasi kejadian menemukan tingkat radioaktivitas berosilasi pada tingkat rendah selama beberapa jam, pada hari-hari menjelang kebakaran.

LSM tersebut mengatakan, "fenomena mengkhawatirkan" itu bisa dijelaskan tetapi juga menimbulkan pertanyaan.

Parly menanggapinya dengan menerangkan, "Elemen radioaktif alami dipancarkan dalam jumlah sangat kecil sebelum kebakaran."

Ia lalu menambahkan, "Kami memiliki sistem deteksi yang sangat sensitif dan efektif."

Baca juga: Kim Jong Un Diyakini Tak Akan Pakai Senjata Nuklir, Ini Alasannya

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Global
Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Global
Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com