Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Pria 75 Tahun Didorong Polisi, Trump: Settingan

Kompas.com - 10/06/2020, 15:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menyatakan, video pria 75 tahun yang didorong polisi hingga kepalanya berdarah adalah settingan.

Dalam kicauannya di Twitter, presiden 73 tahun itu menyatakan Martin Gugino, kakek yang didorong polisi Buffalo, New York, adalah anggota Antifa.

Trump menuding pria 75 tahun itu berusaha memindai komunikasi kepolisian dan mengacaukannya, sebelum kemudian dia didorong dan jatuh.

Baca juga: Dorong Kakek 75 Tahun Saat Demo George Floyd, 2 Polisi Ini Jadi Tersangka

"Saya melihat. Dia jatuh lebih keras dari biasanya. Dia jelas-jelas ingin memindai. Mungkinkan itu settingan?" tanya sang presiden.

Dilansir AFP Selasa (9/6/2020), tidak jelas apa yang dimaksud oleh suami Melania itu dengan menyatakan Gugino berusaha "melumpuhkan peralatan".

Namun, dia mengutip laporan dari OANN, kanal televisi sayap kanan yang mengupas teori konspirasi dan menjadi favorit di Gedung Putih.

Dalam tayangannya, OANN mempromosikan teori bahwa Gugino merupakan anggota Antifa, dan diklaim berusaha memindai komunikasi penegak hukum.

Namun, video itu hanya menunjukkan korban memegang ponsel di tangan kanan. Aplikasi pemindai polisi, yang bisa memperedngarkan radio polisi, legal di AS.

Didorong hingga kepalanya menghantam tanah, Gugino kini masih menjalani perawatan di mana meski kondisinya stabil, lukanya serius.

Adapun si polisi, Aaron Torgalski (39) dan Robert McCabe (32) dijadikan tersangka dan dijerat melakukan penyerangan tingkat dua.

Baca juga: Demo Kematian George Floyd, Trump Akan Masukkan Kelompok Antifa sebagai Teroris

Adapun sebelum dijadikan tersangka, 57 rekannya yang tergabung dalam Unit Respons Kepolisian Buffalo kompak mengundurkan diri sebagai bentuk dukungan.

Adapun Antifa, kepanjangan dari Anti-fasis, merupakan organisasi yang diancam Trump bakal dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris.

Calon penantangnya di Pilpres AS 2020, Joe Biden, langsung menyikapi dengan menyindir bahwa ayahnya dulu pernah mengatakan tak ada dosa yang lebih besar selain penyalahgunaan kekuasaan.

"Apakah itu polisi yang menumpahkan darah dalam demo yang harusnya damai, ataukah Presiden AS yang berseloroh dengan teori konspirasi yang dilihatnya di TV," sindirnya.

Trump disebut merupakan fans berat pendapat aneh, di mana dia dahulu pernah berujar mantan Presiden Barack Obama tak lahir di AS.

Adapun insiden yang menimpa Gugino terjadi pekan lalu, ketika aparat mengamankan demonstrasi memprotes kematian George Floyd.

Baca juga: Rencana Trump Potong Jumlah Pasukan Militer AS di Jerman Picu Kekhawatiran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com