Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Diperkirakan Muncul di Wuhan sejak Agustus 2019

Kompas.com - 09/06/2020, 20:18 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Peningkatan lalu lintas yang tampak di sekitar sejumlah rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, China, mulai Agustus 2019 mungkin mengindikasikan bahwa virus corona muncul di kota itu lebih awal dari kerangka waktu yang dilaporkan.

Itulah hasil penelitian yang dilakukan oleh tim Universitas Harvard, Amerika Serikat AS). Menurut para peneliti, foto-foto satelit tersebut menggambarkan adanya kesibukan lalu lintas di luar lima rumah sakit di Wuhan mulai akhir Agustus hingga Desember 2019.

Peningkatan lalu lintas itu bertepatan dengan kenaikan pencarian daring di Wuhan untuk informasi berkaitan dengan gejala-gejala seperti "batuk" dan "diare".

Baca juga: Dokter di Wuhan yang Kulitnya Menghitam Meninggal, Publik China Marah

Hasil penelitian ini belum diulas oleh ilmuwan lain.

Sejauh ini virus corona diyakini pertama kali muncul di China pada bulan November 2019. Pihak berwenang melaporkan klaster kasus-kasus pneumonia, yang penyebabnya tidak diketahui, ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 31 Desember 2019.

"Jelas terjadi pergerakan sosial pada tingkat tertentu jauh sebelum kerangka waktu yang sebelumnya diketahui sebagai permulaan pandemi virus corona baru," kata Dr John Brownstein, ketua tim peneliti, kepada saluran televisi di AS, ABC News.

Apa yang diketahui dari hasil penelitian?

Tim peneliti mengkaji data satelit komersial yang diambil dari luar lima rumah sakit Wuhan, membandingkan data mulai dari sekitar akhir Agustus hingga Oktober tahun 2018 dengan data pada periode yang sama tahun 2019.

Dalam satu kasus, mereka menghitung adanya 171 mobil yang diparkir di salah satu rumah sakit terbesar di Wuhan, Rumah Sakit Tianyou pada Oktober 2018.

Baca juga: Dokter di Wuhan yang Kulitnya Menghitam karena Pengobatan Virus Corona Meninggal

Data satelit selama periode yang sama tahun 2019 menunjukkan 285 kendaraan di parkir di tempat yang sama, meningkat 67 persen.

Pada saat yang sama terjadi peningkatan pencarian di internet untuk kata-kata yang berhubungan dengan gejala-gejala virus corona di mesin pencari daring China, Baidu.

"Ini adalah peningkatan pencarian informasi yang menunjukkan bahwa di Wuhan sedang terjadi sesuatu," jelas Dr Brownstein.

"Masih diperlukan banyak penelitian untuk mengungkap sepenuhnya apa yang terjadi ketika itu dan untuk mempelajari tentang bagaimana wabah penyakit itu berkembang dan muncul di masyarakat. Jadi ini hanyalah poin lain dari bukti yang ada."

Baca juga: Wuhan Temukan 300 OTG dari Hampir 10 Juta Tes Covid-19

Apa saja dampak dari penelitian ini?

Wartawan BBC di Beijing, John Sudworth, melaporkan rangkaian data yang digunakan tim peneliti terbatas. Misalnya, mereka tidak selalu bisa membandingkan citra satelit yang diambil pada hari yang sama pada tahun-tahun yang berturut-turut karena tutupan awan di sebagian foto.

Namun jika memang sudah terjadi infeksi - mungkin tanpa terdeteksi - sebagian orang sudah meninggalkan Wuhan dan bepergian ke luar negeri dan teori itu sesuai dengan beberapa bukti yang ditemukan di sejumlah negara bahwa kasus-kasus Covid-19 muncul lebih awal, jelas Sudworth.

Kendati demikian, mungkin tidak adil untuk menggunakan hasil penelitian ini sebagai bukti adanya upaya menutup-nutupi atau respons lambat yang dilakukan oleh China, lapor John Sudworth. Alasannya, karena tidak ada informasi sebelumnya tentang penyakit yang mewabah di tengah masyarakat maka mungkin saja terjadi penularan tak terdeteksi sebelum diketahui secara resmi.

Baca juga: Cegah Gelombang Kedua Covid-19, Wuhan Tes Hampir 7 Juta Orang dalam 12 Hari

China melaporkan kasus-kasus pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui ke WHO pada tanggal 31 Desember 2019.

Sembilan hari kemudian, pihak berwenang China mengungkapkan mereka menemukan virus corona baru (yang kemudian dinamakan Sars-CoV-2, virus yang menyebabkan penyakit Covid-19) pada sejumlah kasus pneumonia itu.

Wuhan dan kota-kota lain di China menjalani karantina wilayah pada tanggal 23 Januari 2020.

WHO menyatakan Covid-19 sebagai Darurat Kesehatan Global pada tanggal 30 Januari 2020 - menyusul temuan 82 kasus terkonfirmasi di luar wilayah China.

Baca juga: Lab di Wuhan Punya 3 Jenis Virus Corona dari Kelelawar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com