Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patung Edward Colston Dirobohkan, Pendapat Warga Inggris Terbelah

Kompas.com - 09/06/2020, 09:16 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BRISTOL, KOMPAS.com - Para politisi Inggris mengecam perobohan patung penjual budak Edward Colston, tetapi sebuah badan warisan terkemuka mengatakan patung itu tidak perlu dikembalikan.

Demonstran merobohkan patung perunggu Edward Colston setinggi 5,5 meter di kota Bristol, Inggris, lalu melemparnya ke sungai pelabuhan pada Minggu (7/6/2020).

Demonstrasi ini termasuk rangkaian dari protes besar atas kematian pria keturunan Afrika-Amerika, George Floyd, yang lehernya ditindih lutut polisi.

Baca juga: Demo Besar di Inggris, Patung Edward Colston Dibuang ke Sungai, Apa Sebabnya?

Sebagian besar unjuk rasa berlangsung damai, tetapi tidak sedikit pula yang berlangsung ricuh. Termasuk di London, di mana patung pemimpin Perang Dunia II Winston Churchill di Parliament Square dirusak massa.

Perdana Menteri Boris Johnson mengecam aksi anarkis itu sebagai "pengkhianatan terhadap tujuan sebenarnya."

Menteri Dalam Negeri Priti Patel kemudian berujar, penggulingan patung di Bristol ini "benar-benar memalukan" dan salah seorang menterinya, Kit Malthaouse, mengatakan tuntutan pidana harus diajukan.

Keir Starmer pemimpin oposisi utama Partai Buruh mengatakan, "benar-benar salah" menjatuhkan patung dengan cara itu.

Namun dia menambahkan, mengingat peran Colston sebagai pejabat tinggi Royal African Company pada akhir abad ke-17, patung itu seharusnya "sudah lama dicopot" dan dimasukkan ke museum.

"Ini adalah seorang pria yang bertanggung jawab atas 100.000 orang yang dipindahkan dari Afrika ke Karibia sebagai budak, termasuk wanita dan anak-anak yang dadanya dicap dengan nama perusahaan yang dia kelola," tutur Starmer kepada radio LBC.

Baca juga: [KUTIPAN TOKOH DUNIA] Winston Churchill, PM Inggris di Perang Dunia II

Lalu pembalap ternama Formula 1 Lewis Hamilton mendukung aksi itu dengan menulis di Instagram, "ROBOHKAN MEREKA SEMUA, di mana pun."

Foto yang diunggah William Want di akun Twitter @willwantwrites menunjukkan massa merobohkan patung pedagang budak Edward Colston di Bristol, Inggris. Aksi ini terjadi saat demonstrasi menuntut keadilan atas kematian pria Afrika-Amerika George Floyd, yang tewas usai lehernya ditindih polisi di Minneapolis, Amerika Serikat, 25 Mei 2020.TWITTER @WILLWANTWRITES via AFP Foto yang diunggah William Want di akun Twitter @willwantwrites menunjukkan massa merobohkan patung pedagang budak Edward Colston di Bristol, Inggris. Aksi ini terjadi saat demonstrasi menuntut keadilan atas kematian pria Afrika-Amerika George Floyd, yang tewas usai lehernya ditindih polisi di Minneapolis, Amerika Serikat, 25 Mei 2020.
"Edward Colston adalah monster yang membeli, menjual, dan memperdagangkan orang Afrika, manusia, dan memaksa mereka jadi budak sampai mereka mati."

"Saya bangga dengan para aktivis dan demonstran di Bristol," tambahnya.

Kemudian pesepak bola Manchester City dan timnas Inggris Raheem Sterling yang sering berbicara menentang diskriminasi berucap, "Satu-satunya penyakit saat ini adalah rasialisme yang kami perjuangkan."

Colston yang berasal dari keluarga pedagang kaya, juga anggota parlemen dan dermawan, menyumbangkan dana besar untuk pembangunan sekolah, rumah sakit, rumah tahanan, dan gereja.

Baca juga: Demo George Floyd di Inggris, Patung Edward Colston Dirobohkan, Siapakah Dia?

Simbol rasa sakit

Marvin Rees Wali Kota Buruh di Bristol berkata, dia yakin patung itu akan berakhir di museum, berdampingan dengan spanduk Black Lives Matter yang terbentang pada Minggu (7/6/2020).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com