Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstrasi Tewasnya George Floyd, Massa Terbagi ke Dua Kubu di Minneapolis

Kompas.com - 30/05/2020, 23:44 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MINNEAPOLIS, KOMPAS.com - Massa yang melancarkan demonstrasi menentang kematian George Floyd terbagi ke dua kubu di Minneapolis.

Satu kubu fokus menuntut keadilan, sedangkan yang lain membuat kekacauan dan melakukan penjarahan.

Dari foto dan video yang beredar, nyala api menyinari langit malam dan bau asap yang pekat menyelimuti jalanan di Minneapolis, beberapa ratus meter dari kantor polisi yang dibakar.

Baca juga: Sebelum Kematian George Floyd, Rasisme di Minneapolis Sudah Marak Terjadi

"Alasan sebenarnya kami di sini adalah karena polisi terus membunuh orang kulit hitam di seluruh Amerika Serikat," kata seorang pemuda Afrika-Amerika yang enggan disebut namanya.

Saat diwawancarai AFP, wajahnya ditutupi masker tapi tidak diketahui apakah untuk melindungi diri dari virus corona atau dari gas air mata.

Dia mengatakan, dirinya hadir untuk memprotes secara damai pada Jumat (29/5/2020) dengan teman-temannya, meski aturan jam malam saat wabah virus corona masih berlaku.

"Kita di tahun 2020 dan kita sedang menghadapi masalah yang sama di tahun 60-an... sepertinya Minneapolis akhirnya mencapai titik puncaknya."

"George Floyd bukan yang pertama," tambah Jerry (29) yang berkulit putih. "Apa yang harus kamu lakukan, duduk dan pasrah?"

Baca juga: Rusuh Kematian George Floyd Meluas Hampir ke Seluruh AS

Lebih dari 1.000 orang tewas ditembak polisi di AS tahun lalu, menurut The Washington Post. Banyak penembakan itu melibatkan orang kulit hitam.

Dalam kasus Floyd, ia tewas setelah polisi menindih lehernya dengan lutut. Pelaku yang merupakan polisi bernama Derek Chauvin kemudian ditangkap dan dijerat dengan pasal berlapis.

Sementara itu kelurga Floyd ingin tiga polisi lainnya di lokasi kejadian juga didakwa.

Baca juga: Polisi Pembunuh George Floyd Sering Bermasalah, Ini Deretan Kasusnya

"Membuatnya lebih buruk"

AFP memberitakan, Jumat malam (29/5/2020) waktu setempat di Minneapolis, helikopter terbang rendah kala demonstran bentrok dengan polisi. Suara ledakan menggema di jalanan.

"Itu menakutkan tapi juga dibutuhkan," kata seorang pelajar muda. "Kadang-kadang keadaan harus memburuk sebelum membaik," ucapnya dikutip dari AFP.

Namun warga lainnya tidak sependapat.

"Mereka memperburuknya, mereka memberinya (polisi) alasan untuk menembak kami," kata Phae (34) wanita kulit hitam yang tinggal di dekat lokasi kerusuhan dan sudah benar-benar lelah.

"Saya benar-benar bersimpati tetapi saya tidak ingin kehilangan semua barangku," kata seorang wanita muda yang tinggal di atas toko yang dipasangi barikade. Ia juga takut tokonya dibakar.

Baca juga: Rusuh Kematian George Floyd, Kantor CNN Dirusak Massa, Mobil Polisi Dibakar

Pihak berwenang meladeni demonstran secara damai pada hari-hari pertama demonstrasi, tetapi sejak Garda Nasional dipanggil situasinya langsung memanas.

"Tidak ada gunanya membakar kota Anda," kata Wali Kota Minneapolis, Jacob Frey, dalam konferensi pers yang diadakan tengah malam. "Itu harus dihentikan."

Beberapa toko yang dibakar dimiliki warga kulit hitam, ungkap Gubernur Minnesota Tim Walz.

"Ini bukan tentang kematian George. Ini tentang kekacauan."

Baca juga: Kematiannya Picu Demonstrasi Besar, Siapakah George Floyd?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com