Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Bentrokan hingga Ledakan, Idul Fitri 1441 H Berlangsung Suram di Negara-negara Ini

Kompas.com - 25/05/2020, 08:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Tidak semua perayaan Idul Fitri berlangsung meriah tahun ini. Contohnya, negara-negara berikut yang melaluinya dengan suram.

Sebagian merayakannya di tengah lockdown virus corona, sebagian lagi terjebak dalam kerusuhan dan krisis ekonomi.

Negara negera seperti Arab Saudi, Mesir, Turki, dan Suriah misalnya, mereka melarang shalat berjemaah untuk membatasi penyebaran Covid-19.

Baca juga: Gencatan Senjata Saat Idul Fitri, Presiden Afghanistan Janji Percepat Pelepasan Tahanan Taliban

Arab Saudi telah menerapkan jam malam lima hari beruntun sejak Sabtu (23/5/2020), setelah jumlah kasus meningkat empat kali lipat.

Masjidil Haram hampir tanpa jemaah sejak Maret, sedangkan suasana di sekitar Kakbah kosong melompong.

Namun pada Minggu (24/5/2020) seorang imam memimpin shalat berjemaah, dengan beberapa pasukan keamanan Saudi yang mengenakan masker berjaga menjaga jemaah shalat Id.

Kerusuhan kecil di Yerusalem

Di Masjid Al-Aqsa Yerusalem tidak ada shalat berjemaah di dalam, meski situs itu dijadwalkan dibuka lagi setelah libur Idul Fitri.

Perkelahian kecil terjadi antara pasukan keamanan dengan jemaah di sekitar masjid saat subuh. Fotografer AFP di lokasi kejadian menerangkan, shalat akhirnya diadakan di luar masjid.

Kemudian di Gaza, pihak berwenang Hamas mengizinkan shalat di masjid-masjid, tetapi sebagian besar jemaah mengenakan masker dan jarak sajadahnya berjauhan.

"Lebaran tidak seperti Lebaran dengan suasana virus corona - orang-orang sangat takut," kata jemaah bernama Akram Taher dikutip dari AFP.

Baca juga: Raja Salman Beri Pesan Idul Fitri di Tengah Virus Corona, Apa Isinya?

Di Afghanistan, Taliban mengumumkan gencatan senjata tiga hari selama Idul Fitri, yang termasuk keputusan mengejutkan.

Jalan-jalan di Kabul sebagian kosong, tetapi masih ada orang yang keluar untuk menyapa satu sama lain. Mereka berpelukan dan berjabat tangan meski ada aturan social distancing.

Kemudian di Somalia, setidaknya lima orang tewas dan lebih dari 20 lainnya luka-luka, akibat ledakan saat Idul Fitri.

Ledakan terjadi saat kerumunan orang menari dan bernyanyi, kata seorang saksi mata. Akan tetapi penyebab ledakan itu belum diketahui.

Beda lagi di Kashmir, India. Perayaan Idul Fitri 1441 H dijaga ketat petugas keamanan setelah sempat terjadi bentrokan antara pasukan pemerintah dengan para pemberontak.

Kekhawatiran gelombang kedua

Jelang Idul Fitri, umat Muslim di Indonesia, Pakistan, Malaysia, dan Afghanistan memadati pasar untuk belanja. Mereka melanggar aturan-aturan pencegahan virus corona.

"Selama lebih dari dua bulan anak-anak saya tinggal di rumah," kata Ishrat Jahan, ibu empat anak yang berbelanja di salah satu pasar Rawalpindi, Pakistan.

"Perayaan ini untuk anak-anak, dan jika mereka tidak bisa merayakannya dengan baju baru, tidak ada gunanya kita kerja keras sepanjang tahun."

Idul Fitri di Pakistan ditandai dengan suram setelah jatuhnya pesawat Pakistan International AIrlines. Kecelakaan ini menewaskan sedikitnya 97 orang.

Baca juga: Saya Hanya Bisa Melihat Api, Kesaksian Penumpang Selamat dari Pesawat Airbus Pakistan

Harian Inggris Dawn mengatakan, kecelakaan itu bersama dengan virus corona telah "merampas kebahagiaan yang tersisa jelang Idul Fitri."

Sementara itu di Indonesia, AFP memberitakan kasus-kasus mudik ilegal yang turut memengaruhi lonjakan kasus Covid-19.

Di Aceh terlihat ada jemaah dalam jumlah besar yang memakai masker dam sedikit menerapkan physical distancing. Masjid Baiturrahman dikabarkan penuh sesak.

Korban jiwa Covid-19 di Asia dan Timur Tengah tidak sebanyak Amerika Serikat (AS) dan Eropa, tetapi jumlah kasusnya terus meningkat. Ini memicu kekhawatiran akan membuat sistem perawatan kesehatan kewalahan karena terbatasnya dana.

Perayaan hemat

Iran yang mengalami dampak terburuk virus corona di Timur Tengah, menyerukan warganya untuk menghindari perjalanan selama Idul Fitri 1441 H.

Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki mengatakan, Iran menujukan fokus untuk menghindari "lonjakan baru penyakit" yang disebabkan oleh "para pelanggar aturan kesehatan."

Uni Emirat Arab juga memperketat lockdown yang sempat dilonggarkan selama Ramadhan, tetapi tidak menghentikan beberapa kelurga berlibur ke hotel mewah di tepi pantai.

Akan tetapi di banyak negara, umat Islam melakukan perayaan dengan hemat karena sulitnya perekonomian, termasuk karena jatuhnya harga minyak.

Di Damaskus ibu kota Suriah, pembelanja Lebaran banyak membeli pakaian bekas di pasar loak karena harganya jauh lebih murah.

"Pasar loak adalah satu-satunya tempatku dapat membeli sesuatu untuk dipakai saat Idul Fitri," kata Sham Alloush (28).

"Kalau tidak ada tempat ini, aku tidak akan bisa membeli pakaian baru sama sekali," pungkasnya dikutip dari AFP.

Baca juga: Media Asing Sorot Lonjakan Kasus Covid-19 Harian Indonesia Jelang Idul Fitri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com