Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Mendapat Perawatan Medis, Tabib Suku Amazon Obati Pasien Covid-19 dengan Resep Tradisional Nenek Moyang

Kompas.com - 20/05/2020, 13:05 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Sekelompok tabib suku Amazon dengan hiasan kepala dari bulu dan daun sedang 'bekerja' di sungai Amazon. Mereka mencari tanaman obat untuk obati pasien yang terinfeksi virus corona.

Dilansir media Perancis AFP, dengan perahu kecil, lima pria dari Suku Satere Mawe berusaha membantu kelompok mereka bertahan hidup tanpa menggunakan sistem kesehatan.

"Kami telah mengobati gejala kami dengan pengobatan tradisional kami sendiri, seperti cara nenek moyang kami mengajari kami," kata Andre Satere Mawe, seorang pemimpin suku yang berasal dari sebuah desa kecil di pinggiran jauh ibu kota negara bagian, Manaus.

Baca juga: 38 Suku Amazon di Brasil Terinfeksi Virus Corona

"Kami telah menggunakan pengetahuan yang diwariskan kepada kami untuk mengumpulkan perawatan dan mengujinya, menggunakan pada gejala penyakit yang berbeda," ujar Andre.

Penularan di Amazonas sangat cepat, lebih dari 20.000 orang terinfeksi, dengan angka kematian sebanyak 1.400 orang.

Angka itu telah membuat sistem perawatan medis seperti rumah sakit kewalahan dan mendesak pihak otoritas untuk membuat banyak tempat untuk mengubur para korban yang tewas.

Baca juga: Kepala Suku Amazon Tewas karena Covid-19, Pemakaman Diiringi Tarian dan Nyanyian

Wabah dan fenomena ini juga membuat khawatir masyarakat adat di kawasan itu, di mana mereka pernah memiliki sejarah tragis yang menghancurkan mereka akibat masuknya penyakit dari dunia luar.

Di dalam suku Amazon sendiri, virus corona telah menginfeksi sebanyak 40 kelompok suku dengan 537 kasus infeksi dan 102 kematian berdasarkan laporan Asosiasi Masyarakat Adat Brasil.

Pengobatan suku Satere Mawes termasuk teh yang terbuat dari kulit pohon Carapanauba yang punya sifat anti-inflamasi. Juga dari pohon Saracuramira, anti-Malaria dan bahan-bahan seperti kulit mangga, mint dan madu.

Baca juga: Melestarikan Hutan dengan Cara Suku Amazon Purba

Penduduk desa yang curiga mereka memiliki Covid-19 mengatakan pengobatan tradisional mengobati.

"Saya merasa lemah, rasanya seperti ada sesuatu di paru-paru saya, saya tidak bisa bernapas," kata Valda Ferreira de Souza, seorang seniman berusia 35 tahun.

"Saya mengambil sirup buatan sendiri, yang membuat saya merasa jauh lebih baik."

Rosivane Pereira da Silva (40) membantu Andre Satere Mawe menyiapkan solusi untuk pengobatan ini. Dia belajar dari kakeknya, Marcos yang pada usia 93 tahun masih mengajarinya apa yang dia ketahui.

Baca juga: Penyintas Suku Amazon Ini Hidup Sendirian di Hutan Selama 22 Tahun

Ketika pandemi itu tiba di Amazonas, "Saya pergi dan bertanya kepadanya apa yang harus dilakukan," kata Da Silva.

Satere Mawe, adalah kelompok etnis dengan populasi sekitar 13.000 orang, sebagian besar tinggal di cagar alam Andira-Marau.

Namun kelompok Andre Satere Mawe dan lainnya telah bergerak lebih dekat ke Manaus dalam beberapa dekade terakhir.

Baca juga: Kisah Suku Amazon Melintasi Dua Dunia Berbeda

Bukannya mereka mau mengandalkan layanan kesehatan kota. "Mereka terpaksa memilih siapa yang mendapat perawatan dan siapa yang tidak, dan kami tidak (mendapatkan perawatan)," katanya.

"Tapi kami sudah belajar merawat diri sendiri," tandas Andre.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com