Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Muslim Inggris pada Zaman Ratu Victoria

Kompas.com - 20/05/2020, 09:19 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Pada era keemasan emporium Inggris, pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20, agama Kristen adalah bagian dari identitas Inggris.

Namun, pada periode ini--dikenal pula dengan era Victoria karena bertepatan dengan masa kekuasaan Ratu Victoria mulai 1837 hingga 1901, sejarah mencatat ada sejumlah kecil orang yang meninggalkan Kristen dan memeluk agama Islam.

Setidaknya ada tiga warga yang kemudian dikenal sebagai pionir tokoh Muslim di Inggris. Berikut kisah mereka.

Lady Evelyn Cobbold: Sadar merasa jadi Muslim ketika ditanya Paus

Pada era ini, bukan hal yang aneh bagi kelas atas untuk tertarik dengan Islam, biasanya karena didorong oleh perjalanan ke negeri-negeri Muslim.

Ini pula yang terjadi dengan Lady Evelyn Murray, anggota keluarga bangsawan di Edinburgh, yang banyak menghabiskan waktu di Skotlandia dan Afrika utara.

Ia menulis, di Afrika utara inilah ia belajar bahasa Arab.

"Salah satu yang saya suka adalah mengunjungi masjid bersama kawan-kawan saya dari Aljazair," tulis Lady Evelyn.

"Dan secara tidak sadar, dalam hati, sebenarnya saya sudah Muslim," ungkapnya.

Di rumah keluarga yang mewah di Dunmore Park, ia suka mengamati kijang dan pandai menangkap ikan salmon.

Baca juga: Sejarah Masjid Tertua di Paris, Penghormatan untuk Pejuang Muslim

Ayahnya, Earl of Dunmore ke-7, adalah penjelajah yang melakukan perjalanan ke negeri-negeri jauh, seperti Kanada dan China.

Sang ibu, yang pernah menjadi salah satu asisten pribadi Ratu Victoria, juga senang melakukan perjalanan ke luar negeri.

Mungkin dari sini, pada diri Lady Evelyn mengalir darah kesukaan melakukan perjalanan.

Ia bertemu dengan John Cobbold, yang kemudian menjadi suaminya, di Kairo, Mesir. Cobbold berasal dari keluarga pengusaha sukses yang juga mengelola klub sepak bola Ipswich Town FC.

Tidak diketahui secara persis kapan tepatnya Lady Evelyn masuk Islam.

Lady Evelyn atau Lady Zainab, perempuan Inggris pertama yang naik haji

Benih-benih ketertarikan mungkin sudah tertanam ketika ia melakukan perjalanan ke negeri-negeri Muslim saat ia kanak-kanak.

Yang jelas, keyakinan untuk beralih menjadi Muslimah tampak jelas setelah liburan di Roma, di mana ia bertemu Paus.

Ia menulis, "Ketika Paus tiba-tiba bertanya apakah saya pemeluk Katolik, saya kaget dan saya [spontan] menjawab bahwa saya Muslim."

Ia menjelaskan ia tak tahu mengapa ia memberikan jawaban ini ke Paus. Yang jelas, ini seakan menjadi momen untuk makin giat mempelajari Islam.

Pakar sejarah William Facey, yang menulis kata pengantar memoar Lady Evelyn mengatakan, sering kali orang tertarik dengan Islam dan akhirnya memeluk Islam karena aspek spiritual dari agama ini.

Menurut Facey di balik perbedaan doktrinal, sebenarnya "agama-agama besar punya kesamaan asal".

Di Timur Tengah, Lady Evelyn, oleh kawan-kawan Arabnya, dikenal dengan nama Lady Zainab. Ia punya akses luas dan pernah menulis tentang "pengaruh dominan perempuan di budaya Muslim".

Baca juga: Membentuk Komunitas Sains Muslim Dunia dari Keluarga

Pada usia 65 tahun, ia menunaikan haji ke Mekah, perempuan Inggris pertama yang melakukan ibadah ini.

Perjalanan dan "pengalaman spiritual yang indah" kemudian ia tulis dalam buku yang diberi judul Haji ke Mekah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com