Tak banyak diketahui soal kehidupan Lady Evelyn setelah ia menunaikan haji.
Ia sempat ke Kenya, namun selain fakta ini, praktis tak banyak terungkap sisi-sisi kehidupan pribadinya.
Ia meninggal dunia pada 1963 pada usia 95 tahun di satu panti jompo di Inverness dan dimakamkan di Glencarron estate di Tanah Tinggi Skotlandia.
Di surat yang ia tinggalkan ia antara lain meminta agar dipahat salah satu ayat dari Surat An Nur di batu nisannya.
Pahatan ayat Quran dirusak, mungkin oleh orang yang tidak setuju dengan pandangan ke-Islam-an Lady Evelyn.
Dalam memoarnya ia menulis, "Saya sering ditanya sejak kapan dan mengapa saya memeluk Islam."
"Saya hanya bisa menjawab bahwa saya tak tahu kapan tepatnya kebenaran Islam masuk ke jiwa saya."
"Sepertinya saya ini sudah Muslim sejak dulu."
Pengacara William Henry Quilliam tertarik dengan Islam ketika melihat orang-orang Maroko salat dengan sangat khusyuk di satu kapal feri pada 1887.
"Mereka tampak tenang, tak terganggu sedikit pun oleh angin kencang maupun kapal yang terombang-ambing. Saya sangat terkesan melihat wajah-wajah teduh mereka," kata Quilliam.
Pada usia 31 tahun, ia resmi masuk Islam setelah berbincang-bincang soal agama ini di Tangiers, Maroko.
Ia mengatakan bahwa Islam "masuk akal, logis, saya merasa tak bertentangan sama sekali dengan keyakinan yang saya anut."
Islam tidak mengharuskan mualaf mengganti nama, namun ia memutuskan untuk menggunakan nama Abdullah.
Ketika kembali ke Inggris, masih pada 1887, ia menjadi dai dan disebut ikut berperan penting dalam perpindahan agama sekitar 600 orang di seluruh Inggris.
Baca juga: Komunitas Muslim Inggris Gelar Open Iftar Besar-besaran Via Zoom
Ia juga mendirikan masjid pertama di Inggris pada tahun tersebut di dekat Liverpool.
Quilliam menulis pamflet yang merangkum aspek-aspek agama Islam yang ia beri judul Faith of Islam.
Penguasa Inggris ketika itu, Ratu Victoria, meminta agar pamflet ini diterjemahkan ke 13 bahasa.
Ia dilaporkan memesan enam eksemplar untuk keluarga kerajaan.
Pada 1894, sultan kekaisaran Utsmaniyah, dengan persetujuan Ratu Victoria, mengangkat Quilliam sebagai Syekh untuk Inggris Raya, yang mencerminkan peran penting Quilliam di komunitas Muslim ketika itu.
Di balik pengakuan penting yang diterima Quilliam, banyak warga Muslim di Liverpool yang mendapatkan perlakuan buruk.
Mereka dilecehkan, bahkan dilempar dengan batu bata atau kotoran kuda.
Quilliam meyakini orang-orang yang menyerang warga Muslim ini "telah dicuci otak sehingga percaya bahwa pemeluk Islam adalah orang-orang yang jahat".
Di Liverpool, ia dikenal suka membantu kalangan bawah dan mendorong pembentukan serikat buruh.
Kariernya sebagai pengacara terhenti ketika ia membantu seorang klien perempuan yang menggugat cerai suaminya.