Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panchen Lama 25 Tahun Hilang Diculik, Tibet Tuntut China Ungkap Keberadaannya

Kompas.com - 19/05/2020, 10:22 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Human Rights Watch mengklaim, dalam tindak tanduknya China membatasi ruang gerak petinggi agama Buddha Tibet.

Kebebasan mereka tidak hanya "dibatasi," para lama itu juga menjadi "sandera" dalam propaganda pemerintah yang "secara ironis diniatkan untuk menunjukkan sikap pemerintah melindungi kebebasan beragama bagi warga Tibet."

Baca juga: China Janjikan Bantuan Rp 29 Triliun untuk Perangi Covid-19

Di antaranya termasuk pembatasan hak yang dilakukan pemerintah Beijing, yang melarang pelajaran agama bagi murid sekolah dan kegiatan keagamaan buat pegawai pemerintah, bahkan setelah pensiun.

Selain intervensi di lembaga keagamaan tertinggi, pemerintah China juga menggunakan arus migrasi bangsa Han ke Tibet untuk memperkuat klaim territorialnya.

Sejak kerusuhan berdarah pada 2008, ibu kota Lhasa berada di bawah pengawasan ketat aparat keamanan Negeri "Tirai Bambu".

Beijing sejauh ini tidak pernah mau membeberkan keberadaan Gendün Nyima dan keluarganya.

Gendün yang saat ini berusia 31 tahun memikul masa depan Buddhisme di Tibet. Keberadaannya semakin krusial, mengingat usia Dalai Lama yang sudah tergolong uzur.

Baca juga: Dalai Lama: Presiden AS Kurang Memiliki Prinsip Moral

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com