Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shalat di Kapel atau Perpustakaan, Ibadah Ramadhan Saat Pandemi Covid-19 di Jerman

Kompas.com - 17/05/2020, 14:30 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Fasilitas seperti kapel dan ruang perpustakaan digunakan untuk tunaikan ibadah shalat, kisah dokter dan ilmuwan Indonesia di Jerman saat jalani ibadah selama bulan Ramadhan di tengah wabah.

Ketika mendengar suara azan dari sebuah laman situs web, dokter Kynann Anindhita bergegas berwudhu dan shalat di sebuah kapel rumah sakit tempatnya bekerja.

"Di mana pun saya beribadah, Tuhan mendengar doa saya," ujarnya. Di kapel itu, para karyawan dengan berbagai latar belakang agama bebas untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.

Kynann Anindita merupakan seorang dokter di Rumah Sakit Klinikum Stuttgart, Jerman. Sejak 2017, dokter asal Indonesia itu mengabdikan ilmunya di sana.

Sebagai dokter yang merawat pasien Covid-19, bulan Ramadhan 2020 ini, memiliki tantangan yang cukup berat.

Baca juga: Virus Corona Merebak di Jerman, Kesalahan Kaum Muda yang Tidak Patuh Aturan?

"Dari awal orang bilang ini penyakit yang mudah diatasi, tapi kenyataannya banyak anak muda bisa terinfeksi virus corona sampai stadium lanjut dan bahkan ada yang meninggal dunia.”

Karena beratnya bertugas di masa wabah, pada bulan puasa ini ia menerapkan tiga hal dalam menjaga daya tahan tubuhnya, yakni menjaga kebutuhan istirahat, asupan air minum setelah buka puasa, dan menjaga pikiran.

”Tidur itu waktunya tidak mudah, Ramadhan tahun ini mataharinya bersinar lama hingga 17 jam," ujar Kynnan. "Bahkan di tengah-tengah istirahat kerja, saya harus bisa ambil waktu tidur.”

“Asupan air juga sangat penting. Bagaimana caranya di malam yang pendek itu kita bisa tetap minum air hingga dua liter,” kata Kynnan lebih lanjut seraya menambahkan pentingnya menjaga pikiran agar tidak stres dan selalu berpikiran positif.

“Jangan banyak berpikir yang macam-macam,” ungkap pria asal Pekanbaru ini. “Meski saat berpuasa lebih lelah, kita ingatkan diri kita lagi bahwa ini adalah ujian.”

“Makna Ramadhan di tengah pandemi Covid-19 ini merasuk di dalam hati. Pada saat ini banyak ketidakjelasan. Orang-orang mulai menunjukkan sifat-sifat aslinya. Baik yang positif maupun yang negatif.

Menurut saya orang-orang ini mencari tempat bersandar, dan saya bersandar kepada Allah. Ramadhan di tengah pandemi membuat saya yakin, Allah itu ada di sana dan bisa menciptakan ini semua dan itulah tempat saya untuk berserah diri,” papar Kynann.

Baca juga: Imbas Virus Corona, Jerman Alami Resesi Ekonomi

Menjadi minoritas yang setara

Lingkungan tempat kerja Kynann sudah sangat toleran menurutnya. “Orang Jerman kadang sangat logis, bertanya ini dan itu, mengapa berpuasa, mengapa tak minum dan makan seharian, bukankah tak baik bagi kesehatan?

Mereka bertanya itu karena ingin berargumentasi saja dan ingin tahu logika berpikir kita saja. Jadi tinggal dijawab saja dengan sejujur-jujurnya, karena alasan ini dan itu.

Mungkin ada yang tidak sependapat tapi mereka kembalikan lagi kepada kita, ya berarti itu kepercayaan kamu,” demikian cerita Kynann.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com