KABUL, KOMPAS.com - Korban meninggal akibat serangan keji di bangsal Rumah Sakit Nasional Barchi, Kabul, Afghanistan pada Selasa (12/5/2020) meningkat menjadi 24 orang termasuk para ibu melahirkan, perawat dan dua bayi yang baru lahir.
Dilansir CNN, sekitar pukul 10 pagi waktu setempat, tiga orang bersenjata memasuki Dasht-e-Barchi -100 Beds Hospital atau Rumah Sakit Nasional Barchi di kota Kabul, Afghanistan.
Di rumah sakit itu termasuk ruang atau bangsal bersalin yang dijalankan oleh badan amal medis internasional Médecins sans Frontières (MSF) dan beberapa dari mereka yang bekerja di sana adalah orang asing.
Warga lokal mendengar dua ledakan besar dan rentetan tembakan senjata. Seorang dokter yang melarikan diri selama serangan itu mengatakan pada BBC bahwa sekitar 140 orang berada di rumah sakit ketika orang-orang bersenjata itu menyerang.
Dokter lainnya mengabarkan pada media Perancis AFP bahwa situasinya sangat panik ketika serangannya terjadi.
Baca juga: Milisi Serang Rumah Sakit di Afghanistan, 14 Orang, Termasuk 2 Bayi, Tewas
Ramazan Ali, seorang penjual yang melihat serangan ketika dimulai, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa "Para penyerang menembaki siapa pun di rumah sakit tanpa alasan."
Pasukan khusus Afghanistan menyelamatkan 100 wanita dan anak-anak, termasuk tiga orang asing, kata seorang pejabat kepada BBC.
Ketiga penyerang, yang dilaporkan telah mendapatkan akses berpakaian seperti petugas polisi, semuanya dibunuh oleh petugas kepolisian setelah pertempuran yang berlangsung selama berjam-jam.
Gambar-gambar dari tempat kejadian menunjukkan tentara yang membawa bayi yang baru lahir dibungkus selimut yang berlumuran darah.
Baca juga: Bom Bunuh Diri di Afghanistan Tewaskan 3 Orang, 15 Lainnya Luka-luka
The unconscionable #war #crimes in #Afghanistan today, targeting a maternity hospital and a funeral, must awaken the world to the horrors civilians continue to face. There must be accountability for these grave crimes, and civilians must be protected. https://t.co/Xrjzc1uQDg
— Amnesty International South Asia (@amnestysasia) May 12, 2020
Serangan di Kabul itu memicu kecaman luas. Tidak ada kelompok yang mengklaim telah melakukannya.
Kejadian itu terjadi pasca bom bunuh diri di pemakaman komandan polisi di Nangarhar, yang menewaskan sedikitnya 32 orang.
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani telah memerintahkan dimulainya kembali operasi ofensif terhadap Taliban dan kelompok lainnya.
Dia menuduh para militan mengabaikan seruan yang berkali-kali disampaikan untuk mengurangi kekerasan di negara itu.
Kelompok Negara Islam (IS) mengatakan bahwa pihaknya berada di balik serangan terhadap pemakaman komandan polisi di Nangarhar, sebuah wilayah di bagian timur negara itu.
Namun, masih belum jelas siapa yang melakukan serangan di rumah sakit Dasht-e-Barchi di Kabul, dan Taliban juga membantah terlibat dalam milisi tersebut.
Baca juga: Taliban Serang 3 Lokasi, 23 Tentara Afghanistan dan 9 Warga Sipil Tewas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.