WUHAN, KOMPAS.com - Pemerintah Wuhan dilaporkan berencana untuk melakukan pemeriksaan virus corona kepada seluruh penduduknya yang berjumlah 11 juta jiwa.
Rencana itu nampaknya baru dalam tahap awal, di mana seluruh distrik di seantero kota diminta menyerahkan detil bagaimana tes itu bisa selesai dalam waktu 10 hari.
Rencana itu digulirkan setelah Wuhan melaporkan enam kasus virus corona pada akhir pekan, sebagaimana diberitakan BBC Selasa (12/6/2020).
Baca juga: Sebulan Tanpa Kasus Infeksi, Wuhan Laporkan Klaster Covid-19 Baru
Apalagi, lima kasus terakhir ditemukan pada satu distrik permukiman, sehingga pemerintah setempat menyebutnya sebagai kluster baru.
Padahal, kota yang menjadi episentrum awal wabah Covid-19 pada akhir Desember 2019 itu tidak melaporkan adanya infeksi baru sejak 3 April.
Dengan kota yang baru saja dibuka dari lockdown pada 8 April, kini upaya mereka menuju hidup normal terancam dengan adanya kasus tersebut.
Berdasarkan pemberitaan The Paper, mengutip dokumen yang bocor, setiap distrik diwajibkan menyerahkan rencana 10 hari melakukan pemeriksaan.
Setiap distrik bertanggung jawab dengan rencana berdasarkan jumlah populasi, dan apakah saat ini terdapat penularan aktif.
Dokumen, yang disebut sebagai "pertempuran 10 hari", mengungkapkan warga lansia dan permukiman padat harus diprioritaskan untuk dites.
Beberapa pejabat kesehatan senior, dikutip oleh Global Times, menyatakan bahwa upaya menguji 11 juta jiwa adalah hal yang sia-sia dan mahal.
Peng Zhiyong, direktur unit perawatan intensif Rumah Sakuit Zhongnan berujar, seharusnya pemerintah mengalihkan tes itu.
Dia berpandangan, tes itu bisa dilakukan terhadap pekerja medis, masyarakat rentan, dan mereka yang terpapar oleh para penderita.
Sementara seorang direktur di Universitas Wuhan menerangkan, pemerintah kota sudah memeriksa sekitar 3-5 juta populasi.
Baca juga: Wuhan Catatkan Infeksi Pertama Virus Corona dalam Sebulan Terakhir
Karena itu, mereka cukup fokus kepada sisanya, sekitar 6-8 juta orang, berdasarkan rencana dengan durasi 10 hari tersebut.
Sebagai perbandingan, AS yang kini sebagai negara paling terdampak karena virus corona sudah menggelar 300.000 tes setiap hari.
Karena itu, total sudah ada sembilan juta orang di Negeri "Uncle Sam" yang telah menjalani pemeriksaan, berdasarkan data dari Gedung Putih.
Di media sosial Weibo, netizen mempertanyakan apakah pemerintah bisa menggelar tes dalam skala besar dalam hitungan hari.
"Menurut saya, sangat mustahil untuk memeriksa begitu banyak orang," ujar seorang netizen, yang juga mempertanyakan berapa dana yang dihabiskan.
Sementara warganet lainnya menyatakan, seharusnya Wuhan menggelar pemeriksaan itu sebelum lockdown dicabut pada 8 April lalu.
Baca juga: Misteri Institut Virologi Wuhan, Sebenarnya Apa yang Dikerjakan dan Disimpan di Sana?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.