Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER GLOBAL] Alasan Swedia Tidak Lockdown | Jerman Minta Maaf "Hapus" Israel dari Peta

Kompas.com - 11/05/2020, 05:40 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KOMPAS.com Swedia menjadi satu dari sedikit negara yang membiarkan kehidupan masyarakatnya berjalan seperti biasa di tengah pandemi virus corona.

Kondisi itu terlihat berbeda dibandingkan dengan tetangga Swedia, Denmark, yang telah melarang aktivitas melibatkan 10 orang atau Inggris yang melarang warganya bertemu orang selain anggota keluarga di satu rumah.

Baca juga: Media Asing Sorot Penolakan Alumnus UII Terhadap Tuduhan Pelecehan Seksual

Sementara itu militer Jerman meminta maaf setelah menghapus Israel dari peta yang diterbitkan, sebagai bagian dari laporan militer negara itu.

Permintaan maaf dilayangkan karena rancangan awal laporan tahunan pada 2019, menampilkan warna yang sama pada Israel dan wilayah Palestina yang diduduki, dengan warna negara tetangga mereka, Yordania.

Baca juga: Berkat Kuku Sangat Panjang hingga Melengkung, Wanita Ini Hasilkan Uang Melimpah

Kedua berita tersebut dapat Anda baca selengkapnya dalam kumpulan berita terpopuler di kanal global sepanjang Minggu (10/5/2020) hingga Senin (11/5/2020).

1. Ini Alasan Pemerintah Swedia Tidak Terapkan Lockdown

Di Swedia terdapat lebih banyak imbauan daripada peraturan ketat. Anjuran utama pemerintah adalah tetap berada di rumah, terutama jika sedang sakit atau untuk lansia.

Terdapat kepercayaan yang tinggi oleh masyarakat Swedia terhadap pemerintah mereka. Itulah yang diyakini mendorong warga secara sukarela menjalankan anjuran otoritas.

Lantas bagaimana cara Swedia menangani wabah Covid-19 jika tidak lockdown? Anda bisa membaca selengkapnya di sini.

2. Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Alumnus UII Disorot Media Asing

Media Australia ABC ikut menyorot kasus dugaan kekerasan seksual alumnus Universitas Islam Indonesia (UII) di Yogyakarta.

Alumnus Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII angkatan 2012 berinisial IM itu kini dikabarkan tengah menjalani studi di Melbourne, Australia, dengan beasiswa bergengsi.

Bagaimana pemberitaan ABC tentang kasus ini? Anda bisa membaca selengkapnya di sini.

3. 'Hapus' Israel dari Peta, Militer Jerman Minta Maaf

Permintaan maaf ini dilayangkan oleh Kepala Military Counterintelligence Service, yang dikenal dengan akronim Jerman MAD.

Peniadaan Israel dari peta yang mencakup kawasan Timur Tengah itu menjadi perhatian publik MAD, setelah pengguna Twitter bernama Klemens Köhler menulis, "Dalam laporan publik pertama MAD, Israel tidak ada di peta."

Lalu bagaimana kelanjutan peristiwa ini? Anda dapat membaca selengkapnya di sini.

4. [POPULER GLOBAL] Melawan Wabah Flu Spanyol 1918 | Mosi Tidak Percaya Mahathir

Kumpulan artikel terpopuler di kanal global sepanjang Sabtu (9/5/2020) hingga Minggu (10/5/2020) juga termasuk dalam salah artikel terpopuler kemarin.

Di kumpulan artikel ini, terdapat cerita saat dunia menghadapi wabah flu Spanyol 2918, berita parlemen terima mosi tidak percaya Mahathir Mohammad terhadap PM Malaysia, wanita yang mengaku dihamili saat datang ke pernikahan mantan kekasihnya, dan AS yang menuduh China bersama Rusia berkonspirasi dalam pandemi Covid-19.

Artikel-artikel tersebut dapat Anda baca selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com