Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beragam Rumor Kim Jong Un, dari Isu Kembaran hingga Sengaja Menghilang

Kompas.com - 08/05/2020, 16:36 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com - Beberapa waktu terakhir, publik dibuat terkejut dengan kemunculan tiba-tiba pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un setelah dirumorkan sakit akibat operasi kardiovaskular.

Kim tampil di muka publik saat meresmikan sebuah pabrik pupuk baru di dekat Pyongyang, Korea Utara.

Namun, penampilan itu malah meninggikan isu konspirasi yang mengatakan bahwa Kim dituduh memiliki 'kembaran' untuk menutupi kondisi sesungguhnya.

Selain tuduhan Kim memiliki kembaran, Kim juga dirumorkan sengaja membiarkan dirinya dikabarkan mati agar dirinya tahu siapa pengkhianat di lingkar kekuasaannya.

Kedua rumor itu memang masih bersifat spekulatif namun rupanya, netizen di media sosial seperti Twitter benar-benar serius membahas perbedaan wajah Kim Jong Un yang biasa tampil di muka publik dengan wajah Kim saat muncul ketika meresmikan pabrik pupuk.

Baca juga: Berita Foto: Kemunculan Perdana Kim Jong Un dalam 20 Hari Terakhir

1. Kim Jong Un dituduh punya kembaran

Netizen menunjukkan perbedaan fitur wajah, garis rambut bahkan gigi pada foto Kim terbaru yang diunggah di media sosial.

Penampilan terbaru Kim dipercaya sebagai 'sosok kembaran' yang berfungsi menggantikan Kim yang sedang sakit.

Aktivis hak asasi manusia, Jennifer Zeng adalah yang pertama menarik perhatian tentang perbedaan 'dua versi Kim' pada 1 Mei lalu.

"Apakah Kim Jong Un yang muncul pada 1 Mei adalah Kim yang asli?" tanya Zeng di Twitter yang juga menampilkan perbandingan sisi-sisi penampilan Kim dari yang lama dengan yang baru dalam dua unggahan terpisah.

Pengguna lain menunjukkan bahwa Kim memang tampak "sedikit berbeda" selama penampilannya baru-baru ini.

Baca juga: Sebut Kim Jong Un Tak Bisa Berdiri, Pembelot Korea Utara Minta Maaf

 

"Pernahkah kamu melihat foto terbaru Kim Jong Un? Dia terlihat sedikit berbeda," tulis seorang pengguna Twitter.

"Teoriku adalah dia mati dan digantikan oleh orang yang dikloning/mirip (dengannya), atau sudah lama tidak muncul di publik karena dia pulih dari operasi plastik," imbuh orang itu lagi.

"Hidungnya nampak sedikit lebih membulat, garis rambutnya terlihat lebih lebar, dan dia dulunya memiliki lebih banyak kerutan di sekitar mata ketika dia tersenyum," seorang pengguna lain menambahkan dalam unggahan lainnya.

 

"Garis rambut (Kim) mungkin hanya berkurang atau (dia) baru potong rambut baru, tetapi mata yang lebih halus dan hidung yang sedikit berbeda membuat saya mempertanyakan berbagai hal. "

Sudah jadi rahasia umum kalau Kim Jong Un memiliki sosok kembaran yang bisa melindungi dirinya.

Baca juga: Kim Jong Un Muncul Kembali, Trump Mengaku Senang

Kim sering bepergian dan upaya 'kembaran itu' untuk menangkal kemungkinan upaya pembunuhan.

Ayah Kim, Kim Jong-il juga dikabarkan telah mengirim 'sosok kembarannya' untuk bertemu Bill Clinton selama kunjungan mantan presiden AS itu ke Pyongyang pada 2009.

Ada pun pada 2017, Kim Jong Un tampak mengobrol dengan beberapa 'sosok kembarannya', berpakaian persis seperti dia, sampai ke setelan hitam dan potongan rambut khasnya, selama peluncuran rudal, dalam cuplikan video langka yang diperoleh media The Sun.

2. Kim dirumorkan sengaja membiarkan kabar dirinya sakit dan mati untuk mengetahui siapa lawannya

Media Sky News Australia mengklaim bahwa Kim Jong Un yang masih berusia 36 tahun sengaja berpura-pura mati dengan hilang dari khalayak selama 20 hari karena dia ingin mengetahui pengkhianat di lingkar kekuasaannya.

Pembawa acara Sky's Outsiders, James Morrow mengatakan bahwa pemimpin diktator Kim Jong Un mungkin sedang melakukan manuver stalinis klasik untuk mengukur respons orang lain.

Kim dirumorkan menggunakan reaksi orang-orang selama ketidak munculannya itu untuk 'membersihkan' orang-orang yang dicurigai olehnya.

Orang-orang tersebut, konon dianggap Kim ingin mengambil alih kekuasaannya. Morrow menambahkan kalau rumor kematian Kim memang sangat dibesar-besarkan.

"Dia memutuskan untuk melakukan ini, bersembunyi, dan melihat bagaimana berbagai hal menghancurkan kebijaksanaan kekuasaan, dan melihat siapa yang mencoba mengambil alih kekuasaan pada saat dia mati," ungkap Morrow.

"Aku curiga kita akan segera melihat 'pembersihan' (di jajaran petinggi) di Korea Utara," imbuhnya.

Baca juga: Korsel Konfirmasi Kim Jong Un Muncul di Peresmian Pabrik Pupuk Korut

Kemunculan Kim dirasa sebagai pukulan terhadap kredibilitas beberapa pembelot terkenal dari Korea Utara yang berspekulasi bahwa Kim menderita penyakit serius atau bahkan sudah mati.

Salah satu pembelot, Thae Yong Ho, adalah wakil duta besar Korea Utara untuk Inggris, di mana dia mengelola dana rahasia untuk penguasa diktator itu.

Thae melarikan diri ke Korea Selatan pada 2016 dan merupakan salah satu dari pembelot-pembelot yang terpilih sebagai anggota parlemen bulan lalu.

Seorang pembelot terkemuka lainnya yang terpilih di parlemen, Ji Seong Ho, mengatakan dalam sebuah wawancara media bahwa dia yakin 99 persen Kim telah meninggal setelah menjalani operasi kardiovaskular.

Daily NK, outlet berita yang berpusat di Seoul dengan sumber-sumber yang berasal dari Korea Utara pada April melaporkan kalau Kim sudah pulih dari operasi jantung.

Ji berkata dalam sebuah pernyataan, "Saya telah merenungkan pada diri sendiri selama beberapa hari terakhir, dan merasakan beratnya posisi yang saya alami. Sebagai tokoh publik, saya akan bersikap lebih hati-hati untuk maju (memberi pernyataan di muka publik)."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com