Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu AS Akui Bukti Virus Corona dari Lab Wuhan Tidak Pasti

Kompas.com - 07/05/2020, 10:08 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengakui tidak ada kepastian virus corona berasal dari lab Wuhan, tetapi mengklaim punya bukti besar.

Pernyataan itu diungkapkan Pompeo pada Rabu (6/5/2020), sebagai pembaruan dari tuduhan kontroversialnya.

"Kami tidak punya kepastian, dan ada bukti besar bahwa ini berasal dari laboratorium. Kedua pernyataan itu bisa benar semua," ucap eks kepala CIA itu dikutip dari AFP Rabu (6/5/2020).

Baca juga: China: Menlu AS Tak Punya Bukti Virus Corona Berasal dari Lab Wuhan

"Orang-orang Amerika tetap dalam risiko karena kita tidak tahu... apakah itu dimulai di lab atau apakah muncul di tempat lain," terangnya.

"Ada cara mudah menemukan jawabannya - transparansi, keterbukaan - hal-hal yang dilakukan negara ketika mereka benar-benar ingin menjadi bagian dari penyelesaian pandemi global."

Pompeo termasuk salah satu petinggi negara AS yang gencar menyuarakan teori bahwa virus corona penyebab Covid-19 adalah hasil kebocoran Institut Virologi Wuhan.

Kebetulan, lab itu meneliti beberapa penyakit paling mematikan di dunia.

Baca juga: Media China Sebut Menlu AS Gila, soal Tudingan Covid-19 Berasal dari Lab China

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut klaim Pompeo "spekulatif" dan ahli epidemiologi terkemuka pemerintah AS dalam sebuah wawancara minggu ini mengatakan, semua bukti sejauh ini "sangat menunjukkan" asal mula dari alam.

Sementara spekulasi tentang kemunculan dari lab Wuhan beredar, sebagian besar ilmuwan percaya virus corona jenis baru ini muncul dari pasar Wuhan yang menjual daging hewan-hewan eksotis.

Pemerintahan Presiden Donald Trump telah berulang kali menyalahkan China dan WHO atas pandemi ini.

Baca juga: Menlu AS Sebut Bukti Besar Covid-19 Datang dari Laboratorium di Wuhan

Namun menurut para kritikus, ini adalah upaya menangkis kesalahan atas penanganan Covid-19 di AS, yang sejauh ini telah menelan korban tewas tertinggi di dunia.

Pompeo juga menyebutkan AS tidak ambil bagian dalam telethon yang dipimpin Uni Eropa pada Senin (4/5/2020) karena kehadiran China.

Telethon itu mengumpulkan sekitar 8 miliar dollar AS (Rp 121,7 triliun) untuk pengembangan vaksin Covid-19.

"China ada di sana. Jadi pihak yang memulai ini ada di sana. Dan kami menyesalinya. Tidak ada seruan untuk transparansi," lanjut pria 56 tahun itu.

Baca juga: Mantan Menlu AS: Jika China Buat Vaksin Covid-19, Apakah Kita Harus Menolak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com