Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Pasar Basah Dibatasi, Perdagangan Satwa Liar Dikhawatirkan Meningkat

Kompas.com - 04/05/2020, 22:44 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Pembatasan penjualan hewan di pasar resmi seperti di kota Wuhan dikatakan oleh para pegiat binatang di China malah akan meningkatkan perdagangan gelap yang sulit dipantau.

Mereka berharap wabah virus corona yang terjadi di seluruh dunia akan membuat warga China pada umumnya menentang kebiasaan makan daging satwa liar.

Pada Mei ini, China akan menyelenggarakan Sidang Parlemen Tahunan, di mana besar kemungkinan hukum mengenai perdagangan satwa liar akan disahkan.

Namun ada kekhawatiran jika aturan hukum saja tidak akan cukup kuat.

Australia dan beberapa negara Barat sudah mendesak agar ada penyelidikan independen bagaimana virus corona mulai merebak di Wuhan, serta tanggapan Pemerintah China saat itu.

Baca juga: Covid-19, Harga Rumah di Australia Anjlok 15 Persen

Pasar yang menjual satwa liar di Wuhan yang dikenal dengan pasar basah atau wet market menjadi pusat perhatian dunia karena kasus awal corona berasal dari sana.

Dua pertiga pasien yang masuk ke rumah sakit di Wuhan, pada awalnya adalah mereka yang pernah berhubungan dengan Pasar Makanan Laut Huanan.

Para ilmuwan sedang berusaha mengungkapkan awal virus Covid-19, namun penjelasan hingga saat ini mengatakan virus itu menular dari hewan ke manusia, kemungkinan besar dari kelelawar.

Paling tidak ada satu orang pedagang di Pasar Huanan yang menjual berbagai binatang liar termasuk serangga, burung merak, dan landak.

Baca juga: Tidak Ada Lagi Kasus Positif Virus Corona di Canberra, Ibu Kota Australia

Permintaan satwa liar tinggi di China

Xu Yuexin sudah lama menjadi aktivis menentang penjualan satwa liar di Guangdong, salah satu provinsi yang paling padat penduduknya di China.

"Saat ini, para penjual satwa liar sangat berhat-hati. Mereka hanya mau menjual dengan orang yang mereka kenal," katanya kepada ABC.

"Mereka tidak mau menjual kepada orang asing."

Selama bertahun-tahun, Yuexin menghabiskan waktunya untuk mencari dan melaporkan para penjual binatang terancam punah yang berjualan di pasar basah atau restoran di Guandong, sejak adanya wabah SARS di tahun 2003.

SARS, yang memiliki gejala yang sama dengan Covid-19, yang juga bagian dari virus corona, berasal dari musang pohon.

Musang pohon yang suka memanjat pohon kelapa ditemukan dijual di pasar Guangdong saat itu.

Baca juga: Australia dan China Terus Bersitegang soal Penyelidikan Asal-usul Covid-19

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com