Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Korea Utara Mengatasi Covid-19 Tanpa Air Bersih dan Sabun?

Kompas.com - 04/05/2020, 09:02 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

KOMPAS.com - Klaim nol kasus Covid-19 di Korea Utara diragukan banyak orang. Lalu, bagaimana sebenarnya cara Korut menangani virus corona?

Korea Utara menutup perbatasannya dengan China 22 Januari lalu, sehari sebelum status lockdown diberlakukan di kota Wuhan, China.

Apakah Pyongyang, ibu kota Korea Utara, mengetahui sesuatu mengenai virus tersebut yang tidak diketahui negara lain? Atau mereka justru bereaksi cepat karena menganggap sebagai ancaman besar bagi kesehatan?

Jawabannya, seperti banyak juga hal lain soal Korea Utara, sulit dipastikan karena negara ini adalah salah satu negara yang paling tertutup di dunia.

Baca juga: Korea Utara dan Korea Selatan Baku Tembak di Zona Demiliterisasi

Namun, paling tidak menurut media milik pemerintah Korea Utara, usaha mereka memerangi Covid-19 di Korea Utara berhasil, karena sejauh ini tidak sama sekali mencatat adanya kasus corona.

"Saya curiga mengenai angka nol itu," kata W Courtland Robinson, asisten profesor di Johns Hopkins University di Amerika Serikat kepada ABC News.

"Dengan tindakan yang diambil lebih awal, melihat kedekatannya dengan China, dan betapa cepatnya virus itu menyebar, besar kemungkinan Korea Utara paling tidak memiliki beberapa kasus."

Tindakan awal yang cepat

Korea Utara mengejutkan banyak pihak ketika memutuskan menutup perbatasannya dengan China pada 22 Januari.

Warga China sudah lama menjadi turis terbanyak ke Korea Utara, yang juga menjadi sumber pendapatan terpenting saat negaranya mendapat sanksi internasional.

Namun sejak pandemi Covid-19, perjalanan di dalam negeri dibatasi, dengan warga asing dan warga setempat yang baru pulang dari luar negeri harus menjalani karantina ketat.

Tempat-tempat umum, termasuk sekolah dan toko-toko ditutup, penggunaan masker diwajibkan, warga, baik muda atau lanjut usia, diminta tinggal di rumah.

Namun dengan keputusan cepat seperti ini, pengamat seperti Courtland justru mengatakan aspek kesehatan lain yang dilakukan Korea Utara masih belum jelas.

Baca juga: Muncul Kabar Kim Jong Un Meninggal, Publik Korea Utara Bingung

"Tidak ada bukti nyata mengenai kebijakan social distancing, atau juga tes besar-besaran ataupun pelacakan terhadap mereka yang terjangkit," katanya.

Jie Chen, peneliti masalah internasional di University of Western Australia mengatakan pemahaman Korea Utara soal sistem propaganda di China dan kesamaan sistem politik antara kedua negara memainkan peranan.

"Korea Utara sangat khawatir di masa-masa awal karena pemimpin mereka mengerti betul bagaimana rezim otoriter bekerja," kata Dr Chen.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tokoh-tokoh Kunci dalam Sidang Donald Trump

Tokoh-tokoh Kunci dalam Sidang Donald Trump

Global
Hezbollah Klaim Luncurkan Drone ke 2 Pangkalan Israel

Hezbollah Klaim Luncurkan Drone ke 2 Pangkalan Israel

Global
Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Global
Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Global
7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com