KOMPAS.com - Puluhan mayat ditemukan tersimpan di truk tanpa pendingin di luar rumah duka Brooklyn, New York, Amerika Serikat (AS).
Sumber-sumber penegak hukum mengatakan, puluhan mayat itu dibaringkan di lantai fasilitas umum pada Rabu (29/4/2020).
Baca juga: Dokter yang Bunuh Diri Ini Pahlawan Garda Terdepan Perlawanan Virus Corona di New York
Kemudian memutar waktu ke belakang, pandemi Covid-19 saat ini mengingatkan umat manusia ke pandemi flu Spanyol antara 1918 hingga 1920.
Wabah flu Spanyol saat itu menewaskan 40-50 juta orang dalam 2 tahun, dan jumlah pasiennya mencapai 1,8 miliar orang.
Baca juga: Hidup 112 Tahun, Kakek Ini Alami Wabah Flu Spanyol, 2 Perang Dunia, dan Wabah Corona
Kedua berita itu dapat Anda baca selengkapnya dalam kumpulan artikel terpopuler di kanal global sepanjang Kamis (30/4/2020) hingga Jumat (1/5/2020).
Sekitar 40-60 mayat ditemukan bertumpuk di dalam truk boks U-Haul di luar Andrew Cleckley Funeral Services di Flatlands.
Mayat-mayat yang tergeletak di lantai bangunan ini ditemukan setelah warga melaporkan bau busuk di sekitar lingkungan tersebut, menurut keterangan sumber.
Lantas bagaimana kelanjutan dari temuan puluhan mayat ini? Anda dapat membaca selengkapnya di sini.
Presiden AS Donald Trump menyatakan, China "akan melakukan segala" cara agar dia kalah dalam pergelaran Pilpres AS.
Dalam wawancara dengan Reuters, dia kembali melontarkan kritikan terhadap Beijing terkait cara mereka dalam merespons pandemi virus corona.
Bagaimana pernyataan Trump selengkapnya? Anda dapat membacanya di sini.
Dalam riset jurnalis BBC World Service Fernando Duarte, wabah flu Spanyol tercatat menewaskan lebih banyak orang daripada Perang Dunia I.
Para peneliti dan sejarawan meyakini sepertiga penduduk dunia, yang saat itu berjumlah sekitar 1,8 miliar orang, terkena penyakit tersebut.
Lalu bagaimana gambaran selengkapnya tentang wabah yang berlangsung selama 2 tahun itu? Anda dapat membaca selengkapnya di sini.
Kumpulan berita terpopuler di kanal global sepanjang Rabu (29/4/2020) hingga Kamis (30/4/2020) juga masuk berita terpopuler hari ini.
Dari keempat berita terpopuler kemarin, dua di antaranya adalah Audrey Whitlock pemimpin gerakan anti-lockdown di AS positif Covid-19, dan kronologi perselisihan Australia dengan China soal penyelidikan asal-usul Covid-19.
Berita-berita tersebut dapat Anda baca selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.