Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sentral: Singapura Hadapi Resesi Ekonomi Lebih Parah dari Perkiraan Semula

Kompas.com - 29/04/2020, 18:37 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

SINGAPURA, KOMPAS.com - Karena wabah virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19, Singapura akan memasuki resesi tahun ini.

Hal itu mengakibatkan lenyapnya lapangan pekerjaan dan "ketidakpastian yang signifikan" menurut otoritas moneter Sinngapura (MAS) pada Selasa (28/4).

Bergantung pada bagaimana pandemi Covid-19 berkembang dan respons kebijakan di seluruh dunia, pertumbuhan ekonomi Singapura berpotensi menyusut sampai minus 4 persen.

Hal ini diungkapkan oleh MAS dalam laporan tinjauan ekonomi setengah tahunan yang dirilis pada Selasa (28/4).

Baca juga: Hadapi Covid-19, Singapura Impor Ribuan Bed Set dari Indonesia

"Ekonomi Singapura akan memasuki resesi tahun ini," kata MAS dalam laporan setebal 132 halaman itu.

Sementara "pada saat ini masih ada ketidakpastian yang signifikan atas parahnya penurunan” dan kapan langkah pemulihan dimulai serta bagaimana akhirnya.

Lembaga yang berfungsi sebagai Bank Sentral ini selanjutnya menulis bahwa penciutan ekonomi, "sebagian besar tergantung pada arah yang diambil oleh pandemi dan kemanjuran respons kebijakan di seluruh dunia.”

Sebagai perbandingan, resesi terburuk Singapura sejauh ini adalah selama Krisis Keuangan Asia pada 1998, ketika ekonomi berkontraksi 2,2 persen.

Pertumbuhan ekonomi juga pernah anjlok ke angka 0,1 persen selama krisis keuangan global pada 2009, lalu menyusut sebanyak 1,1 persen selama krisis gelembung dotcom pada 2001.

Baca juga: Pasien Infeksi Virus Corona di Singapura Capai 10.000 Kasus

Prospek suram

Saat ini, hampir 15.000 orang di Singapura telah dinyatakan terinfeksi Covid-19, dengan 14 orang meninggal dunia.

Menurut MAS, ekonomi Singapura kemungkinan akan "berkontraksi lebih tajam" pada kuartal kedua, mengingat tingkat intensitas wabah di negara yang menjadi mitra dagang utamanya, juga langkah-langkah "pemutus lingkaran" yang diterapkan pemerintah Singapura mulai pada awal bulan ini.

Semua tempat kerja yang tidak penting telah ditutup dan penduduk diberitahu untuk tidak meninggalkan rumah mereka kecuali untuk membeli makanan atau berolahraga sendirian di lingkungannya.

Kebijakan lockdown ini awalnya akan berakhir pada 4 Mei, namun kini diperpanjang hingga 1 Juni.

Baca juga: Perpanjang Lockdown Parsial, Singapura Fokus Turunkan Angka Infeksi Covid-19 Komunal

Pada tiga bulan pertama tahun ini, perekonomian menunjukkan kontraksi 2,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Menurut MAS, pengangguran cenderung meningkat dan upah turun menjadi faktor yang berkontribusi terhadap deflasi harga inti.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com