CANBERRA, KOMPAS.com - Ketika banyak toko-toko tutup selama pandemi Covid-19 di Australia, adult stores yang menjual mainan seks justru banjir pesanan.
Di New South Wales, Kyla Khatter manajer toko Flirt mengatakan, pendapatan dari 8 cabang tokonya meningkat 25 persen.
"Pelanggan tahu apa yang mereka butuhkan, mereka datang ke toko, mereka belanja banyak hal, lalu pergi," terangnya dikutip dari ABC.
Baca juga: Kisah Asmara Binaragawan dan Boneka Seks, Hendak Menikah tapi Tertunda
Berbeda dengan beberapa bisnis yang harus tutup di Australia, toko yang menjual alat-alat aktivitas seksual tetap diizinkan beroperasi saat wabah Covid-19 di Australia.
Naiknya penjualan juga dialami di negara bagian Queensland, seperti yang dirasakan Keith Boswell, direktur utama toko BeDaring Adult Shop.
Menurutnya, penjualan alat bantu seks di cabang tokonya yang berada di pinggir kota justru lebih banyak dibandingkan dengan yang di kota besar.
"Penjualan adult stores di pinggir kota masih lancar. Sama halnya dengan kelangkaan tisu toilet, kami juga sampai kehabisan produk," katanya.
Baca juga: Pasangan Ini Berhubungan Seks di Taman, Warga Pikir Sedang Dry Humping
Rachel Payne general manager Eros Association perusahaan terbesar di industri adult store Australia menerangkan, alat bantu seks harus dimasukkan dalam kategori barang penting.
Alasannya, karena mainan seks dapat membawa dampak positif pada kesehatan fisik dan mental.
Menurutnya, membeli mainan seks seperti bondage kit atau alat BDSM dan vibrator, sama seperti membeli matras yoga atau bola basket untuk tetap merasa terhibur di rumah.
Baca juga: Penipuan Seks Online Singapura, Kerugian Ditaksir Capai Rp 3,2 Miliar Sebulan
"Manusia punya kemampuan untuk eksplorasi kenikmatan seksual yang membawa kesenangan," ujarnya.
Rachel mengatakan pandemi virus corona telah menyoroti pentingnya industri toko mainan seks, padahal sebelumnya dianggap tidak penting.
Baca juga: Dianggap Rasial dan Jadikan Perempuan Obyek Seks, Kemasan Mentega Ini Diganti
Selain kondom dan pelumas yang penjualannya meningkat pesat, Kyla Khatter juga membeberkan pembersih mainan seks laku keras di 8 cabang tokonya, dan bahkan sempat kehabisan stok.
"Kami mengalami kesulitan mengisi stok pembersih mainan seks, karena kemungkinan kelangkaan ini terjadi di semua industri adult stores dan pemasoknya," kata dia.
Keith mengatakan produk sterilisasi yang menggunakan cahaya ultraviolet, yang juga dijual di tokonya, bisa menjadi alternatif bagi pelanggan di tengah kelangkaan ini.
"Di kotak ini ada sinar ultraviolet yang bisa mematikan bakteri di mainan seks."
Baca juga: Bebas dari Dakwaan Skandal Seks Anak, Kardinal George Pell Tulis Surat. Apa Isinya?
Sementara itu, kelangkaan kondom diprediksi terjadi sejak salah satu produsen terbesarnya di Malaysia, Karex, tutup karena lockdown negara tersebut.
Karex memproduksi setidaknya 100 juta kondom di seluruh dunia.
"Kelangkaan kondom global akan terjadi di mana-mana. Hal ini akan sangat menakutkan," kata kepala eksekutif Karex, Goh Miat Kiat.
Bila terus tutup, ia memprediksi kelangkaan ini akan terjadi berbulan-bulan.
Baca juga: Stok Kondom Global Menipis di Tengah Wabah Corona, PBB Beri Peringatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.