Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Vaksin AS Didepak Usai Menentang Klorokuin Jadi Obat Covid-19

Kompas.com - 23/04/2020, 15:45 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pakar vaksin Amerika Serikat (AS) Dr Rick Bright mengatakan, ia dikeluarkan dari pekerjaannya karena menentang penggunaan klorokuin sebagai obat Covid-19 yang disarankan oleh Presiden Donald Trump.

Dr Rick Bright selaku kepala badan AS yang bertanggung jawab mengembangkan vaksin corona dilepas dari jabatannya, sebagai direktur Badan Penelitian dan Pengembangan Biomedis Lanjutan (BARDA).

Dilansir dari AFP Kamis (23/4/2020), Bright dipindahkan ke posisi yang lebih rendah di National Institutes of Health.

Baca juga: Bill Gates, Ramalan Jitu Wabah Virus, dan Vaksin Anti-corona

"Saya percaya pemindahan ini sebagai tanggapan atas desakan saya bahwa pemerintah menginvestasikan miliaran dollar yang dialokasikan oleh Kongres untuk mengatasi pandemi Covid-19 ke dalam solusi yang aman dan diselidiki secara ilmiah, dan bukan dalam obat-obatan, vaksin, dan teknologi lain yang tidak memiliki keunggulan ilmiah," katanya dalam sebuah pernyataan kepada media AS.

Lebih lanjut ia mengatakan, langkah ini adalah tanggapan langsung terhadap penolakannya pada "arahan sesat" untuk mendukung penggunaan obat malaria klorokuin dan hidroksiklorokuin guna mengobati Covid-19.

Baca juga: Obati Pasien Virus Corona, Pakar Ingatkan Pasokan Klorokuin yang Kian Terbatas

Menurutnya, obat malaria itu "dianjurkan oleh pemerintah sebagai obat mujarab" tetapi "jelas tidak memiliki manfaat ilmiah" sebagai obat Covid-19.

"Sementara saya bersiap melihat semua pilihan dan berpikir di luar cara biasa untuk perawatan yang efektif, saya benar-benar menolak upaya untuk memberikan obat yang tidak terbukti atas permintaan kepada masyarakat Amerika," tegasnya.

Sejak pertengahan Maret, Trump dengan dukungan Fox News menyerukan pemakaian klorokuin sebagai obat Covid-19, dengan sedikit bukti dari penelitian tentang keamanan dan efektivitasnya.

Baca juga: Minum Klorokuin yang Dipakai Membersihkan Akuarium, Pria di AS Tewas

Meski penasihat sainsnya sendiri menyarankan penelitian lebih lanjut diperlukan, Trump berulang kali mendorong penggunaan obat itu, mengklaim bahwa itu bisa menjadi "hadiah dari Tuhan" untuk melawan pandemi virus corona.

AFP melaporkan pada Selasa (21/4/2020), hasil studi hidroksiklorokuin terbesar yang didanai pemerintah AS menunjukkan, tidak ada manfaatnya dalam mengobati penyakit itu dibandingkan perawatan standar.

Baca juga: Trump: Obat Malaria Klorokuin Hadiah dari Tuhan untuk Atasi Virus Corona

Fakta lainnya adalah penggunaan hidroksiklorokuin dikaitkan dengan lebih banyak kematian.

Dr Bright mengatakan, dia akan meminta Inspektur Jenderal Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan untuk menyelidiki pemerintahan Trump mengenai politisasi ke BARDA, serta tekanan ke para ilmuwan untuk mendukung perusahaan-perusahaan dengan koneksi politik.

"Menyingkirkan saya di tengah pandemi ini dan menempatkan politik serta kronisme di atas sains, menambah risiko hidup dan menghambat upaya nasional untuk secara aman dan efektif mengatas krisis kesehatan masyarakat yang mendesak ini," kecam Dr Bright.

Baca juga: Studi Perancis: Gabungan Klorokuin dan Antibiotik Bisa Kurangi Durasi Infeksi Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com