Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Polusi Udara, AS Juga Salahkan China di Hari Bumi

Kompas.com - 23/04/2020, 14:56 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) kembali mengarahkan tudingan negatif ke China. Kali ini tentang polusi udara.

Dalam perayaan Hari Bumi ke-50 pada Rabu (22/4/2020), pemerintahan Trump mengindikasikan penurunan terus-menerus dalam emisi karbon di AS selama dekade terakhir.

Lalu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mencatat bahwa China telah melampaui AS sebagai pencemar utama, memperkirakan emisi karbon di China tidak akan memuncak sebelum 2030.

Baca juga: Hari Bumi, Converse Berniat Lebih Ramah Lingkungan

"China mengimbangi kemajuan negara-negara di seluruh dunia dalam mengurangi emisi global," kata Pompeo kepada wartawan dikutip dari AFP Kamis (23/4/2020).

Dia lantas meminta Sekretaris Jendera PBB Antonio Guterres yang mengeluarkan seruan Hari Bumi untuk memperhatikan.

"Saya akan mendesak Sekretaris Guterres untuk memastikan kami memiliki data yang besar - fakta yang benar - tentang siapa yang benar-benar memberikan hal-hal yang kita semua hargai," kata Pompeo.

Baca juga: 50 Tahun Hari Bumi, Ini Perubahan di Amazon, Gurun Sahara, dan Antartika

Dilansir dari AFP, emisi karbon salah satu penyebab naiknya suhu bumi, turun sekitar 2 persen di AS tahun lalu yang sebagian besar disebabkan oleh penurunan konsumsi batubara.

Penurunan terjadi meski Trump dalam kampanyenya berjanji menghidupkan kembali industri batubara.

Di bawah pemerintahan Trump yang sering mengecam ilmuwan, AS adalah satu-satunya negara di luar kesepakatan iklim Paris yang dinegosiasikan oleh Obama.

Baca juga: Begini Kualitas Udara Jakarta Saat Hari Bumi di Tengah Pandemi Covid-19

China berdalih, investasi besar-besaran dalam energi terbarukan bertujuan untuk meningkatkan kualitas udara dan mengurangi intensitas karbon.

Namun seperti kebanyakan negara dengan perekonomian berkembang, China berpendapat mereka belum dapat mengurangi emisi.

Guterres dalam pesannya memperingatkan bahwa perubahan iklim menimbulkan bahaya besar bagi dunia bahkan saat menghadapi pandemi Covid-19.

Baca juga: Hari Bumi, Berikut 7 Tips Liburan Ramah Lingkungan Kelar Pandemi Corona

"Gas rumah kaca, seperti halnya virus, tidak mengenal batasan nasional," kata Guterres.

"Kita harus bertindak tegas untuk melindungi planet kita dari virus corona dan ancaman eksistensial gangguan iklim," imbuhnya.

Negeri "Uncle Sam" sebelumnya telah melancarkan tudingan terhadap China di sejumlah aspek, termasuk menuduhhnya gagal menghentikan penyebaran Covid-19.

Aktivis lingkungan Greta Thunberg dalam pesan Hari Bumi 2020 mengatakan, tindakan pada akhirnya tidak datang dari pemerintah atau bisnis.

"Itu akan datang dari sains terbaik dan opini publik yang beredar," tulisnya di Twitter.

Baca juga: Greta Thunberg Merasa Dirinya Terinfeksi Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com