Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Terjadi Gempa Bermagnitudo 9, Tsunami 30 Meter Bisa Hantam Utara Jepang

Kompas.com - 22/04/2020, 18:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Panel dari pemerintah Jepang menyatakan, tsunami setinggi 30 meter bisa menghantam Hokkaido di kawasan utara dan Iwate di timur laut.

Gelombang itu bakal terjadi jika gempa magnitudo 9 terjadi di parit laut yang berlokasi di pesisir Pasifik Negeri "Sakura".

Peringatan itu muncul dari panel berisi para ilmuwan menggunakan skenario terburuk, di mana mega earthquake di Parit Jepang dan Parit Kuril di utara bakal terjadi "kapan saja".

Baca juga: Tsunami Terbesar di Indonesia

Panel dari Kantor Kabinet itu menerangkan, terdapat kesulitan dalam memperhitungkan kemungkinan terjadinya gempa bumi berkekuatan itu.

Tetapi, mereka menyebut tsunami besar di wilayah itu terjadi setiap 300 sampai 400 tahun, dengan yang terbaru tercatat pada abad ke-17.

Parit Jepang membentang dari perairan di pesisir Hokkaido ke Semenanjung Boso di Prefektur Chiba, timur Tokyo, dikutip dari Japan Times Selasa (21/4/2020).

Sementara Parit Kuril memanjang dari laut lepas Tokachi di pulau utama paling utara negara itu ke Kepulauan Kuril di Timur Jauh Rusia.

Gempa magnitudo 9 dan tsunami yang menghantam timur laut Jepang pada 2011, dan menewaskan lebih dari 15.000 0rang terfokus di Parit Jepang.

Tapi kali ini, para pakar memperkirakan gempa secara khusus terfokus di periaran Sanriku dan Hidaka, serta laut lepas Tokachi dan Nemuro.

Baca juga: Pemerintah Diminta Bentuk Lembaga Khusus Tangani Covid-19 Seperti BRR Tsunami Aceh

Ketua panel Kenji Satake mengatakan, meski tidak sering, gempa serta tsunami besar bisa terjadi di kawasan tersebut karena peristiwa serupa berlangsung beberapa kali selama 6.000 tahun terakhir.

"Gempa masif di level ini bakal sulit diatasi jika bergantung semata kepada pembangunan infrastruktur (seperti pembangunan tanggul pantai)," jelas Sakura.

Profesor dari Universitas Tokyo itu memaparkan, untuk menyelamatkan nyawa, maka kebijakan yang harus dikedepankan adalah evakuasi.

Pemerintah meluncurkan panel itu untuk menaksir kerugian baik pada korban jiwa, bangunan, maupun ekonomi yang disebabkan karena bencana dan meninjau solusinya.

Simulasi terbaru dari panel itu menunjukkan hantaman tsunami dalam 6.000 tahun terakhir merusak tujuh prefektur; Hokkaido, Aomori, Iwate, Miyagi, Fukushima, Ibaraki dan Chiba.

Baca juga: Erupsi Gunung Anak Krakatau Tak Sebabkan Tsunami, Ini Penjelasan BMKG

Miyako di Prefektur Iwate diprediksi bakal dihantam tsunami setinggi 29,7 meter, disusul kemudian oleh kota Erimo di Hokkaido setiap 27,9 meter.

Area sekitar pembangkit nuklir Nomor 1 milik Tokyo Electric Power Company Holdings Inc.’s yang lumpuh karena bencana 2011 diprediksi bakal terendam.

Sementara pantai yang berlokasi di Prefektur Miyagi dan Fukushima diramalkan akan terkena gelombang setinggi 5 sampai 20 meter.

Tsunami bisa juga menyerang sebagian Aomori yang menghadap langsung dengan Laut Jepang, dengan kantor pemerintah dan balai kota Aomori diperkirakan terendam hingga di bawah 1 meter.

Adapun pemerintah bakal mengambil kesimpulan terkait data dari panel tersebut pada Maret tahun depan.

Baca juga: Erupsi Anak Krakatau, Tak Berpotensi Tsunami tapi Aktif Gempa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com