Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perpanjang Lockdown Parsial, Singapura Fokus Turunkan Angka Infeksi Covid-19 Komunal

Kompas.com - 22/04/2020, 13:26 WIB
Ericssen,
Miranti Kencana Wirawan

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Pemerintah Singapura menitikberatkan target untuk menurunkan secara drastis angka infeksi virus corona komunal di masyarakat setelah mengumumkan perpanjangan lockdown parsial hingga 1 Juni mendatang.

Dalam pidatonya, Selasa sore (21/04/2020), Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengutarakan kecemasannya terhadap masih tingginya kasus Covid-19 yang tidak diketahui asal-usul persebarannya.

“Sangat disesalkan, angka kasus yang tidak terhubung tidak kunjung turun. Ini mengindikasikan adanya kasus komunal Covid-19 yang tidak terdeteksi di komunitas masyarakat,” tutur Lee.

Perpanjangan lockdown parsial atau circuit breaker diharapkan dapat memutus rantai kasus komunal ini serta mencegah kasus dari asrama pekerja konstruksi asing meluber ke masyarakat.

Sebagai tindak lanjut, pemerintah negeri “Singa” ini mengumumkan pengetatan usaha esensial yang diizinkan tetap beroperasi.

Baca juga: Untuk Putus Rantai Covid-19, Singapura Karantina Total Pekerja Asing dari Asrama

 

Angka pekerja yang masih menggunakan kendaraan umum ke tempat kerja akan diturunkan dari 20 persen menjadi 15 persen.

Mulai hari ini, seluruh usaha salon atau tukang cukur rambut harus ditutup. Hal yang sama juga berlaku untuk usaha makanan minuman yang hanya menjual satu jenis produk seperti kue, dessert, bubble tea, jus buah, kopi, es krim, alkohol, dan lainnya.

Tidak ketinggalan, toko-toko penjual makanan hewan juga harus menghentikan operasinya.

Pembatasan juga diberlakukan terhadap akses menuju 4 pasar yang selalu ramai di mana sistem ganjil genap berdasarkan angka terakhir kartu tanda penduduk akan diberlakukan.

Pemerintah juga meminta hanya maksimal satu orang dari setiap rumah atau keluarga yang meninggalkan rumah untuk keperluan esensial seperti berbelanja atau membeli makanan.

Baca juga: Covid-19 Melonjak Drastis, Singapura Perpanjang Lockdown Parsial sampai 1 Juni

Olahraga misal jogging atau berlari masih diizinkan jika dilakukan sendiri di pekarangan rumah atau distrik tempat tinggal masing-masing.

Masih adanya kelompok masyarakat yang keluar berkeliaran dalam jumlah besar dengan anggota keluarganya menjadi latar belakang utama pengetatan ini.

“Kita harus menurunkan angka kasus baru ke satu digit atau bahkan nol,” tegas Lee.

Perdana Menteri berusia 68 tahun itu melanjutkan bahwa Singapura akan meningkatkan lebih agresif kapasitas testing (uji virus pada warga) agar kasus-kasus baru Covid-19 dapat segera terdeteksi.

Data terakhir menunjukan adanya 1.111 pasien baru corona di mana 1.050 atau 94.5 persen pasien berasal dari asrama pekerja asing.

Total pasien Covid-19 di Singapura berdasarkan data terakhir hampir mendekati 10.000 yaitu sebanyak 9.125 pasien.

Baru 839 pasien atau 9.2 persen yang telah sembuh dan dapat meninggalkan rumah sakit dan fasilitas pemulihan.

Sebanyak 11 pasien telah meninggal dunia termasuk 2 Warga Negara Indonesia (WNI).

Baca juga: Kasus Baru Covid-19 di Singapura Capai 1.000 Lebih untuk Pertama Kali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com