Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: Standar Social Distancing di AS Saat Ramadan Sama dengan Paskah

Kompas.com - 19/04/2020, 09:41 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, ia berharap umat Muslim AS menerapkan standar social distancing yang sama dengan umat Kristiani saat Paskah.

Perkataan itu diucapkan Trump pada Sabtu (18/4/2020), ketika sejumlah umat Muslim menentang pembatasan pada pertemuan besar terkait wabah Covid-19 di AS.

Trump membuat tanggapan setelah diminta membela retweet seorang komentator konservatif, yang tampak mempertanyakan apakah umat Muslim akan dijatuhi hukuman sama dengan umat Kristiani yang melanggar social distancing.

Baca juga: Sering Dikritik, Trump Serang Balik Obama dan Biden Soal Wabah Flu Babi 2009

"Saya akan mengatakan bahwa mungkin ada perbedaan," kata Trump dalam konferensi pers harian virus corona.

"Dan kita harus melihat apa yang akan terjadi. Karena saya telah melihat perbedaan besar di negara ini."

"Mereka (umat Kristiani) pergi ke gereja dan mereka (umat Muslim) tidak harus ke masjid," kata Trump.

Baca juga: Trump: Kasus Virus Corona di China Jauh Lebih Tinggi

Ramadan yang akan dimulai saat matahari terbenam pada Kamis (23/4/2020) di AS, jatuh 1,5 minggu setelah Paskah. Kala itu beberapa umat Kristiani mengabaikan peraturan kesehatan masyarakat untuk menghadiri kebaktian yang sudah dilarang diadakan.

Ketika ditanya apakah menurutnya para pemuka agama Islam akan menolak mengikuti perintah social distancing, Trump menjawab "Tidak, saya pikir tidak begitu."

"Saya seseorang yang percaya pada iman. Dan itu bukan masalah apa keyakinanmu. Tetapi politisi kita tampaknya memperlakukan agama yang berbeda dengan sangat berbeda."

Baca juga: Survei: Hampir Dua Pertiga Warga AS Sebut Trump Lambat Tangani Covid-19

Kantor berita AFP mengabarkan, Trump telah dituding anti-Muslim di masa lalu dan salah satu kebijakan pertamanya sebagai Presiden AS adalah melarang pendatang masuk dari beberapa negara mayoritas Muslim.

Kasus corona di Amerika Serikat telah menembus angka 700.000 dan memaksa komunitas agama di seluruh negeri untuk menjalankan ibadah di rumah.

Masyarakat Islam di Amerika Utara bersama para pakar medis Muslim, telah mendesak penangguhan shalat berjemaah, juga untuk pertemuan-pertemuan lainnya.

Baca juga: Pakistan Cabut Batasan Shalat Jemaah di Masjid, Jemaah Wajib Jaga Jarak 2 Meter

Orang-orang Yahudi AS juga terpaksa mengubah ibadah tradisional menjadi virtual ketika liburan 8 hari dimulai saat matahari terbenam pada 8 April.

Ketika tindakan serupa ditegakkan di sebagian besar masyarakat Kristiani, seorang pendeta Virginia yang terus berkhotbah dengan menentang aturan untuk tetap di rumah, meninggal seminggu yang lalu karena Covid-19.

Kemudian para pendeta di dua gereja besar Florida dan Louisiana ditangkap atas tuduhan pelanggaran ringan karena melanggar perintah tetap di rumah.

"Umat Kristiani diperlakukan jauh berbeda dari sebelumnya," tambah Trump pada Sabtu.

"Dan saya pikir itu tidak diperlakukan dengan sangat tidak adil."

Baca juga: Virus Corona di AS Sudah Lewati Puncak, Trump Akan Longgarkan Lockdown

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com