Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Sirami Sayuran, Seorang Petani Terinjak Gajah dan Tewas

Kompas.com - 17/04/2020, 15:36 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

CHIANG MAI, KOMPAS.com - Seorang petani Thailand tewas terinjak-injak gajah yang sedang mencari makan, pada Jumat (17/4/2020).

Kabar ini diungkapkan oleh petugas kepolisian, di saat sejumlah kebun binatang kesulitan memberi makan mamalia tersebut selama pandemi virus corona.

Di Chiang Mai sangat jelas terlihat penurunan pengunjung dalam jumlah besar sejak wabah virus corona berlangsung.

Padahal, pusat wisata di utara Thailand itu sangat populer dengan makanan, budaya, dan berbagai kebun binatangnya yang atraktif.

Baca juga: Paksa Simpanse Naik Sepeda dan Sempotkan Disinfektan, Kebun Binatang Thailand Dikecam

Lusinan kamp gajah diperintahkan untuk ditutup oleh pemerintah guna menghentikan penyebaran penyakit.

Kamp-kamp gajah itu juga sempat menjadi sasaran kritik para aktivis, yang menuding ada eksploitasi hewan di sana.

Dengan lumpuhnya pergerakan manusia secara global, para pegiat khawatir gajah-gajah itu akan kelaparan karena pemilik tidak punya uang memberi makan mereka.

Baca juga: Cegah Virus Corona, Bayi Baru Lahir di Thailand Dipasangkan Pelindung Wajah

Kekhawatiran lainnya gajah-gajah itu dijual ke para penebang liar di dekat perbatasan Thailand-Myanmar.

Kemudian pada Rabu (15/4/2020), seekor gajah dari sebuah kamp sedang mencari makan di sungai dangkal. Gajah itu lalu bertemu dengan seorang penduduk desa, kata kapten polisi Suchart Thippayawong.

"Karena tidak ada turis akibat Covid-19, gajah itu ditempatkan di dekat sungai untuk mencari makan," kata Suchart dikutip dari AFP.

Baca juga: PSK Thailand Saat Lockdown, Terpaksa Ambil Risiko demi Kebutuhan Hidup

"Gajah itu menginjak seorang warga desa berusia 69 tahun ketika dia sedang menyiram sayuran," lanjutnya.

Thippayawong menambahkan, tidak ada tuntutan yang diajukan terhadap pemilik kamp tetapi polisi masih mengumpulkan bukti.

Diperkirakan ada 2.000 gajah yang diberdayakan di sektor pariwisata Thailand.

Aktivis mengatakan, hewan-hewan itu dipelihara dengan cara kejam dan penuh tekanan, karena mereka harus patuh untuk dilatih melakukan trik.

Baca juga: Abaikan Lockdown, 22 Orang Lakukan Pesta Seks 48 Jam di Thailand

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com