Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Awal Tunjukkan Kemanjuran Obat Covid-19 Keluaran Bioteknologi AS Gilead

Kompas.com - 17/04/2020, 13:42 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber STAT News

Tujuan uji coba Gilead

Tujuan utama adalah perbandingan statistik peningkatan pasien antara kedua kelompok pengobatan.

Peningkatan diukur menggunakan skala numerik tujuh poin yang meliputi kematian (paling buruk) dan keluar dari rumah sakit (hasil terbaik), dengan berbagai tingkat oksigen tambahan dan intubasi di antaranya.

Intubasi adalah penyisipan tabung ke dalam tubuh pasien, khususnya tabung ventilasi buatan ke dalam trakea.

Kurangnya kelompok kontrol dalam penelitian dapat membuat penafsiran hasil lebih menantang.

Kurangnya data telah menyebabkan ekspektasi terhadap obat. Dua studi di China pendaftarannya ditangguhkan sebagian karena tidak tersedia cukup banyak pasien.

Sebuah laporan baru-baru ini dari pasien yang diberikan obat di bawah program khusus untuk membuatnya tersedia bagi mereka yang sakit parah menimbulkan kegembiraan sekaligus skeptisisme.

Dalam istilah ilmiah, semua data bersifat anekdotal sampai uji coba lengkap dibacakan, artinya data tersebut tidak boleh digunakan untuk menarik kesimpulan akhir. Tetapi beberapa anekdotnya dramatis.

Baca juga: Trump Luncurkan Panduan Membuka Amerika Kembali di Tengah Wabah Covid-19

Slawomir Michalak, seorang pekerja pabrik berusia 57 tahun dari pinggiran barat kota Chicago, termasuk di antara peserta dalam studi di Chicago.

Salah satu putrinya mulai merasa sakit pada akhir Maret dan kemudian didiagnosis dengan Covid-19 ringan.

Michalak, sebaliknya, mengalami demam tinggi dan melaporkan sesak napas dan sakit parah di punggungnya.

"Rasanya seperti seseorang meninju saya di paru-paru," katanya kepada STAT News.

Atas desakan istrinya, Michalak pergi ke rumah sakit Universitas Kedokteran Chicago pada Jumat, 3 April.

Demamnya melonjak hingga 104 dan dia berusaha untuk bernapas. Di rumah sakit, dia diberi oksigen tambahan.

Dia juga setuju untuk berpartisipasi dalam uji coba klinis kasus Covid-19 yang parah dari Gilead. Infus remdesivir pertama yang diberikan adalah pada Sabtu, 4 April.

“Demam saya turun segera dan saya mulai merasa lebih baik,” kata Michalak. Dosis kedua pada Minggu, Michalak mengatakan dia tidak memerlukan bantuan oksigen tambahan.

Dia menerima dua infus remdesivir setiap hari dan cukup pulih untuk dikeluarkan dari rumah sakit pada Selasa, 7 April.

Remdesivir adalah keajaiban,” kata Michalak. Kini dunia sedang menunggu apakah kabar itu benar adanya.

Baca juga: Galang Dana dengan Jalan Kaki untuk NHS, Veteran Ini Kumpulkan Rp 309 Miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Sumber STAT News
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Global
Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com