Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual kepada Mantan Asistennya, Tara Reade

Kompas.com - 13/04/2020, 14:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Biden dikatakan telah mencium, memeluk, dan menyentuh mereka dengan cara yang sangat tidak membuat mereka nyaman.

Reade pribadi mengatakan kepada The Times bahwa saat itu Biden telah secara langsung membelai lehernya dan menyisirkan jari-jarinya di rambut Reade. Biden juga telah menyentuhnya dengan cara yang membuatnya tak nyaman.

Tara Reade diketahui telah melewati serangkaian wawancara untuk menunjukkan bukti. Belasan orang yang bekerja pada Biden pada 1990-an juga telah diwawancara oleh The Times.

Hasilnya, tidak ada tuduhan tentang pelecehan seksual, khususnya pelecehan terhadap Reade.

Pada Kamis, Tara Reade telah mengajukan laporan kepada kepolisian Washington, DC bahwa dia merupakan korban dari pelecehan seksual pada 1993

Reade hanya mengatakan keluhannya tentang Biden soal pelecehan seksual itu. Dia mengajukan laporan itu untuk memberi tingkat keamanan tambahan pada dirinya terkait ancaman potensial yang mungkin terjadi setelah pelaporannya.

Sebab, laporan palsu kepada polisi dapat didenda dan dihukum penjara.

Baca juga: Biden Minta AS Hapus Sanksi Buat Iran karena Wabah Virus Corona

Pada 1993, Reade yang pernah bekerja sebagai asisten staf Biden yang mengelola karyawan magang antara Desember 1992 sampai 1993 mengatakan bahwa dia pernah mengajukan keluhan kepada senat saat itu tentang Biden.

Namun, dia tidak mempunyai salinan dokumennya. Tim kampanye Biden sendiri mengatakan tidak ada keluhan.

Tujuh wanita lain yang mengeluh tentang Biden mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai informasi baru tentang pengalaman mereka sebagai tambahan dalam laporan.

Akan tetapi, beberapa dari mereka mengatakan percaya dengan apa yang dikatakan oleh Reade.

Menanggapi tuduhan Reade, Kate Bedingfield, wakil manajer kampanye Biden, mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Wakil Presiden Biden telah mengabdikan kehidupan publiknya untuk mengubah budaya dan undang-undang seputar kekerasan terhadap perempuan."

Dia menulis dan memperjuangkan pasal dan otorisasi ulang dari Undang-Undang Anti-Kekerasan terhadap Perempuan yang terkenal itu.

Dia dengan tegas percaya bahwa perempuan memiliki hak untuk didengar dengan hormat. Klaim semacam itu juga harus ditinjau dengan teliti oleh pers independen.

Yang jelas tentang klaim ini (adalah) Ini tidak benar. Ini sama sekali tidak terjadi."

Baca juga: Biden dan Sanders Beda Pendapat soal Virus Corona

Tuduhan Reade bukan perintah dari siapa pun

Reade mengumumkan tuduhan barunya kepada publik ketika Biden mendekati nominasi presiden dari Partai Demokrat setelah memenangkan serangkaian pemilihan primary melawan rival utamanya, Senator Bernie Sanders yang telah mengundurkan diri.

Reade, yang menggambarkan dirinya sebagai "Demokrat generasi ketiga," mengatakan bahwa dia awalnya mendukung Marianne Williamson dan Senator Elizabeth Warren dalam pemilihan yang lebih awal tetapi memilih Sanders di pemilihan utama California bulan lalu.

Dia mengatakan keputusannya untuk maju tidak ada hubungannya dengan politik atau membantu Sanders, dan mengatakan baik kampanye Sanders maupun kampanye Trump tidak mendorongnya untuk membuat tuduhannya.

Baca juga: Luhan Eks EXO Jadi Trending di Amerika Gara-gara Joe Biden Salah Ucap

Jejak karier Reade di kantor senat Biden

Tara Reade mengurus bagian karyawan magang di kantor senat Biden. Dua mantan karyawan magang di sana mengatakan kalau mereka tidak pernah mendengar soal perilaku yang tak pantas dari Biden atau pun melihat secara langsung.

Namun mereka mengonfirmasi kalau Reade tiba-tiba berhenti bekerja di bagian pemantauan magang pada April, sebelum dua mantan pegawai itu mengakhiri magang mereka.

Orang lain yang ada di kantor pada saat itu juga mengingat sosok Reade tapi tidak mengerti soal perilaku yang tak senonoh terhadapnya.

Reade dikenal sebagai rekan kerja yang ramah, peduli, penuh kasih sayang dan dapat dipercaya tapi agak naif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Global
Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Global
Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Global
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com