Pemerintah pusat harus membentuk gugus tugas untuk mengambil jenazah dan menguburnya satu per satu.
Gugus yang beranggotakan petugas Kementerian Kesehatan, polisi nasional, dan angkatan bersenjata ini kewalahan.
Jenazah Inés dan Filadelfio diletakkan di rumah selama empat hari dan keluarga Salinas, sama seperti yang lainnya di Guayaquil, harus mengandalkan media sosial untuk meminta bantuan.
Baca juga: Di Tengah Wabah Corona, Trump Ingin Perekonomian AS Mulai Aktif Awal Mei
"Mereka datang setelah empat hari, sekitar jam sembilan malam. Polisi dengan ambulans datang dan membawa mereka. Mereka tidak ingin seorang pun merekam."
"Mereka menginginkan semua orang berada di dalam rumah. Mereka hanya mengizinkan anggota keluarga yang hadir, dari kejauhan."
"Mereka mengatakan jenazah akan tetap di tempat itu. Jika kami tidak mampu menguburnya, maka mereka akan mengambil alih. Tetapi ini berarti kami tidak akan mengetahui tempat pemakaman."
Baca juga: Korban Meninggal karena Virus Corona di Seluruh Dunia Lewati 100.000 Orang
"Kami sebenarnya menginginkan rumah duka mengambil alih. Ini berarti kami harus menghimpun dana."
"Sementara kemampuan ekonomi kami terbatas. Biaya per jenazah adalah 2.000 dollar AS atau Rp 33 juta."
"Kami tidak mengetahui apa yang harus dilakukan. Kami tidak memiliki pekerjaan, kami terkurung di rumah. Makan juga jauh berkurang."
Baca juga: Cegah Virus Corona, Bayi Baru Lahir di Thailand Dipasangkan Pelindung Wajah
Bagi mereka yang mampu, biaya pemakaman tidak menjadi masalah. Namun bagi warga seperti Bertha, situasi ini sangat berat.
Suara Bertha bergetar saat membicarakan biaya “satu peti jenazah”.
Sulit juga untuk meminta pertolongan karena keadaan para tetangga di daerah tempat tinggalnya juga sama susahnya.
"Kami membungkus Inés dan Filadelfio, serta menempatkan mereka di dalam rumah. Sejumlah anggota keluarga lainnya membawa keluar jenazah untuk mencegah penularan."
Baca juga: Di Tengah Lockdown Virus Corona, Paus Fransiskus Pimpin Misa Jumat Agung
Banyak keluarga lain yang menempatkan jenazah sanak saudara mereka di luar untuk mencegah penularan. Mereka tak punya pilihan lain.
Banyak juga warga lainnya yang tertular Covid-19. Semua orang merasa takut karena banyak sekali orang sekarat.
Setelah jenazah kakak serta iparnya diambil, Bertha dengan suaminya, membakar semua barang yang sempat dipegang Inés dan Filadelfio.
Upacara perpisahan yang bisa mereka berikan kepada keduanya hanyalah pembakaran berbagai barang mereka.
Baca juga: Ratusan Pesertanya Terjangkit Corona, Tablighi Jamaat Disorot Tajam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.