Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peti Kardus, Plastik, dan Bakar Barang, Cara Warga Ekuador Makamkan Jenazah Covid-19

Kompas.com - 11/04/2020, 18:21 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Pemerintah pusat harus membentuk gugus tugas untuk mengambil jenazah dan menguburnya satu per satu.

Gugus yang beranggotakan petugas Kementerian Kesehatan, polisi nasional, dan angkatan bersenjata ini kewalahan.

Jenazah Inés dan Filadelfio diletakkan di rumah selama empat hari dan keluarga Salinas, sama seperti yang lainnya di Guayaquil, harus mengandalkan media sosial untuk meminta bantuan.

Baca juga: Di Tengah Wabah Corona, Trump Ingin Perekonomian AS Mulai Aktif Awal Mei

Tak tahu tempat pemakaman

"Mereka datang setelah empat hari, sekitar jam sembilan malam. Polisi dengan ambulans datang dan membawa mereka. Mereka tidak ingin seorang pun merekam."

"Mereka menginginkan semua orang berada di dalam rumah. Mereka hanya mengizinkan anggota keluarga yang hadir, dari kejauhan."

"Mereka mengatakan jenazah akan tetap di tempat itu. Jika kami tidak mampu menguburnya, maka mereka akan mengambil alih. Tetapi ini berarti kami tidak akan mengetahui tempat pemakaman."

Baca juga: Korban Meninggal karena Virus Corona di Seluruh Dunia Lewati 100.000 Orang

"Kami sebenarnya menginginkan rumah duka mengambil alih. Ini berarti kami harus menghimpun dana."

"Sementara kemampuan ekonomi kami terbatas. Biaya per jenazah adalah 2.000 dollar AS atau Rp 33 juta."

"Kami tidak mengetahui apa yang harus dilakukan. Kami tidak memiliki pekerjaan, kami terkurung di rumah. Makan juga jauh berkurang."

Baca juga: Cegah Virus Corona, Bayi Baru Lahir di Thailand Dipasangkan Pelindung Wajah

Bagi mereka yang mampu, biaya pemakaman tidak menjadi masalah. Namun bagi warga seperti Bertha, situasi ini sangat berat.

Suara Bertha bergetar saat membicarakan biaya “satu peti jenazah”.

Sulit juga untuk meminta pertolongan karena keadaan para tetangga di daerah tempat tinggalnya juga sama susahnya.

"Kami membungkus Inés dan Filadelfio, serta menempatkan mereka di dalam rumah. Sejumlah anggota keluarga lainnya membawa keluar jenazah untuk mencegah penularan."

Baca juga: Di Tengah Lockdown Virus Corona, Paus Fransiskus Pimpin Misa Jumat Agung

Banyak keluarga lain yang menempatkan jenazah sanak saudara mereka di luar untuk mencegah penularan. Mereka tak punya pilihan lain.

Banyak juga warga lainnya yang tertular Covid-19. Semua orang merasa takut karena banyak sekali orang sekarat.

Setelah jenazah kakak serta iparnya diambil, Bertha dengan suaminya, membakar semua barang yang sempat dipegang Inés dan Filadelfio.

Upacara perpisahan yang bisa mereka berikan kepada keduanya hanyalah pembakaran berbagai barang mereka.

Baca juga: Ratusan Pesertanya Terjangkit Corona, Tablighi Jamaat Disorot Tajam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Global
Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com