Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peti Kardus, Plastik, dan Bakar Barang, Cara Warga Ekuador Makamkan Jenazah Covid-19

Kompas.com - 11/04/2020, 18:21 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Data resmi menyebutkan lebih dari 2.400 orang terinfeksi virus corona di Guaya, dengan 1.640 di antaranya di ibu kota provinsi.

"Saya lahir di Santa Elena, Manglar Alto. Orang tua saya pindah dan menetap di Guayaquil, dengan membawa anak-anak yang masih kecil. Kami sepuluh orang bersaudara."

"Saya anak nomor sembilan. Kakak perempuan saya berumur 67 tahun dan saya anggap sebagai ibu. Namanya Inés dan suaminya Filadelfio Salinas."

Baca juga: Presiden Brasil Jair Bolsonaro Sebut Virus Corona sebagai Flu Ringan

"Saya telah menikah dengan empat anak. Sementara dia memiliki lima orang anak."

"Kami juga telah memiliki cucu. Kami bertetangga dan bertemu setiap hari. Sebelum karantina, keadaan semua baik-baik saja."

"Sebenarnya sebelum karantina dimulai, kami telah tinggal di dalam rumah saja."

"Dan karena saya sudah tidak berjumpa selama seminggu, saya menanyakan keadaannya kepada keponakan dan mereka mengatakan, 'Ibu merasa agak lemah'."

Baca juga: Trump: AS Tidak Perlu Pengujian Massal Virus Corona, tapi...

"Tetapi ketika saya menjenguknya, dia terlihat baik-baik saja. Dua hari kemudian, keadaannya memburuk."

"Keponakanku mengatakan, 'Ibu sakit, dia kesulitan bernapas semalam'."

"Kemudian ipar saya juga menjadi lemah. Dia juga mengalami kesulitan bernapas."

"Katanya, 'Saya tidak tidak tahu kenapa, saya pikir saya juga akan meninggal'."

Baca juga: Akan Buka Sekolah Saat Wabah Corona, Gubernur Florida Dapat Peringatan

Keluarga tersebut menelepon nomor yang disediakan pemerintah Ekuador bagi orang-orang yang mengalami gejala terkena virus, tetapi mereka diminta untuk tetap di rumah.

Meskipun mereka telah berusaha menghubungi dokter swasta, tidak seorang pun mau memeriksa walau berbagai gejala mengisyaratkan mereka terkena Covid-19.

Selain masalah kesehatan, rumah sakit yang penuh dan unit gawat darurat yang tidak berfungsi, Guayaquil juga menghadapi masalah jenazah. Sebab, kebanyakan perusahaan pemakaman tutup akibat takut tertular.

Pada mulanya muncul pembicaraan pemakaman massal, tetapi hal ini tidak mendapat dukungan.

Baca juga: Di Tengah Virus Corona, Pentagon: Jangan Pernah Coba-coba dengan Kami

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com