Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Virus Corona, Pentagon: Jangan Pernah Coba-coba dengan Kami

Kompas.com - 11/04/2020, 14:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

Karena itu kasus di Roosevelt, salah satu dari dua kapal induk yang beroperasi di teater barat Pasifik, sama sekali tidak mengganggu Pentagon.

Ketika kapten Roosevelt, Brett Crozier, menjadi sorotan karena suratnya berisi usul pencegahan Covid-19, para petinggi Kemenhan AS marah.

Sebabnya, Crozier dianggap sudah membuat penilaian yang buruk dengan suratnya yang bocor ke publik. Pada 2 April, dia dicopot sebagai kapten Roosevelt.

Meski begitu, mereka memahami betapa bahayanya wabah ini. Karena itu pada awal Maret, mereka menerapkan kebijakan "gelembung".

Baca juga: 100 Awak Kapal Induk Theodore Roosevelt Terkena Virus Corona, Kaptennya Minta Bantuan

Artinya, kemenhan dua tim operasi secara terpisah yang akan menangani baik kapal selam maupun gudang penyimpanan senjata nuklir.

Setiap anggota menjalani karantina selama 14 hari, dan kemudian mereka saling menjaga jarak sehingga jika terjadi infeksi, tim lainnya siap.

"Anda tentu tidak bisa melakukan social distancing di dalam kapal selam atau tank. Tapi Anda harus menerapkan protokol sesempurna mungkin," kata Menteri Pertahanan, Mark Esper.

Meski begitu, kesiapan tetap jadi sorotan. Apalagi, virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 tersebut juga merambah ke kapal induk lain.

Antara lain USS Ronald Reagan yang tengah ditambatkan di Jepang, USS Carl Vinson, dan USS Nimitz, yang keduanya menjalani perawatan di Washington.

Berdasarkan keterangan dari Angkatan Laut AS, semua kru yang terinfeksi segera dikeluarkan dari kapal dan pulih pasca-menjalani perawatan.

Sembari menegaskan kesiapan angkatan perang AS tak berpengaruh, Vice Chairman Gabungan Kepala Staf, Jenderal John Hyten, menyatakan AL berusaha melindungi semua armada dari Covid-19.

Baca juga: Kapten Kapal Induk Theodore Roosevelt yang Dicopot AS Positif Covid-19

Informasi sesat

Wakil Menteri Pertahanan, Laura Cooper, menerangkan keraguan akan kesiapan militer ditengarai karena informasi sesat dari Rusia.

"Kami sudah mendapatkan banyak informasi hangat, mengenai siap atau tidaknya militer kami," kara Cooper yang juga pakar Rusia.

Milley berujar, 2,000 personel infeksi bukanlah "jumlah besar" mengingat total personel aktif militer mereka yang berjumlah 2,3 juta.

"Saya ingin memastikan semua orang untuk mengerti, bahwa kesiapan militer AS tak perlu diragukan. Kami masih kuat dan siap menghadapi ancaman apa pun," jelasnya.

Baca juga: Jenazah Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Dikubur di Laut oleh Militer AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com