Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lockdown India: Polusi Berkurang, Himalaya pun Bisa Dipandang

Kompas.com - 10/04/2020, 19:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber CNN

NEW DELHI, KOMPAS.com - Orang-orang di negara bagian Punjab, India utara, terkagum-kagum saat mereka akhirnya bisa melihat pegunungan Himalaya.

Pegunungan terkenal itu kini bisa terlihat dari jarak sekitar 160 kilometer di Punjab, karena turunnya polusi udara yang disebabkan kebijakan lockdown.

Orang-orang India di kota Jalandhar dan daerah sekitarnya telah mengunggah foto-foto Himalaya secara online, yang mereka ambil dari kediaman masing-masing.

Baca juga: Lockdown karena Virus Corona, Monyet dan Gajah Masuk ke Jalanan India

Dilansir dari CNN, beberapa orang mengaku mereka belum pernah melihat puncak Himalaya selama beberapa dekade.

"Untuk pertama kalinya dalam hampir 30 tahun (saya) dapat dengan jelas melihat Himalaya, karena lockdown India yang mengurangi polusi. Sangat menakjubkan," tulis Manjit K. Kang di Twitter-nya.

Fenomena langka ini bisa terjadi kemungkinan karena peningkatan kualitas udara dalam beberapa pekan terakhir, setelah pabrik tutup, kendaraan tidak bersliweran di jalan, dan maskapai membatalkan penerbangan, dalam upaya mencegah penyebaran virus corona.

Baca juga: Diancam Trump, India Perlunak Larangan Ekspor Obat Malaria untuk Obati Covid-19

Di Delhi ada pengurangan polusi sekitar 44 persen dalam tingkat polusi udara PM10 pada hari pertama lockdown. Demikian temuan dari Dewan Kontrol Polusi Pusat India.

Standar PM10 mengukur partikulat di udara dengan diameter 10 mikrometer atau lebih kecil.

Laporan tersebut mengatakan, secara keseluruhan 85 kota di India mengalami penurunan polusi udara pada minggu pertama lockdown nasional.

Baca juga: Melahirkan di Tengah Lockdown, Ibu di India Namai Bayi Kembarnya Corona dan Covid

Sementara itu kualitas udara di Jalandhar yang terletak sekitar 161 kilometer dari Himalaya, mendapat predikat "Baik" pada indeks nasional negara, selama 16 dari 17 hari sejak lockdown diumumkan.

Sebaliknya, dalam periode yang sama selama 17 hari tahun lalu tak sehari pun yang berpredikat "Baik", dan dalam 17 hari pertama di Maret tahun ini hanya 3 hari yang mendapat kualitas udara "Baik".

Oleh karena itu, dalam periode ini hembusan udara segar bisa dirasakan dan disambut sangat baik oleh penduduk kota-kota yang ramai dan berpolusi tersebut.

Baca juga: Berjuang Melawan Virus Corona, Dokter di India Diludahi dan Diserang

India adalah tempat 21 dari 30 perkotaan paling berpolusi di dunia, menurut data yang dikumpulkan IQAir AirVisual 2019 World Air Report. Sebanyak 6 di antaranya berada di 10 besar.

India telah menjalani lockdown selama lebih dari 2 minggu, dengan Perdana Menteri Narendra Modi memerintahkan "larangan total untuk keluar dari rumah".

Hanya layanan penting yang boleh beroperasi, seperti air, listrik, layanan kesehatan dan kebakaran, toko kelontong, dan layanan kota.

Baca juga: Belum Sampai Seminggu Terapkan Lockdown, Kekacauan Terjadi di India

Semua toko, perusahaan komersial, pabrik, bengkel, kantor, pasar, dan tempat ibadah lainnya telah ditutup. Lalu bus dan kereta antarnegara ditangguhkan.

Pegunungan Himalaya yang terkenal itu kini memang bisa dilihat dari India, tapi di sana bahkan lebih sepi.

Banyak situs wisata atau pendakian di gunung yang telah ditutup selama hampir sebulan terakhir. Gunung Everest di Nepal dan China contohnya, ditutup sejak awal Maret.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com