"Wuhan pantas jika disebut sebagai kota pahlawan." Demikian pengumuman yang disampaikan sistem pengeras suara salah satu stasiun kereta.
Yao, seorang pemuda 21 tahun yang bekerja di restoran Shanghai mengatakan, kota itu sudah membayar besar karena Covid-19.
"Kini, setelah lockdown dicabut, saya pikir kami semua pantas berbahagia," ujar pemuda yang tidak ingin nama panjangnya diungkapkan itu.
Pemerintah setempat melunakkan aturan sejak dua pekan lalu. Tapi, mereka baru benar-benar mantap mengumumkannya pada Rabu ini.
Sebabnya, terdapat ketakutan dari warga kota lain bahwa penduduk Wuhan masih membawa risiko menularkan virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu.
Baca juga: Update Covid-19 di Asia: Wuhan Mulai Hidup Lagi | Brunei Umumkan Kematian Pertama
Di stasiun kota Hankou, robot berseliweran menyemprotkan kaki penumpang dengan disinfektan, dan mengumumkan agar publik tetap mengenakan masker.
Kemudian penumpang juga harus melaporkan suhu tubuh mereka, dan memperoleh "tanda hijau" yang menandakan mereka sehat.
Kemudian warga Wuhan juga diperintahkan menjalani karantina di daerah tujuan asal mereka selama dua pekan guna mencegah gelombang kedua.
Harian pemerintah China, People's Daily, memperingatkan pencabutan lockdown bukan berarti mereka akan mengendurkan kewaspadaan mereka.
Pemerintah lokal menerangkan, sekolah masih tetap ditutup, dengan masih ada warga yang bahkan takut meninggalkan lingkungan rumah mereka.
Baca juga: Penjual Udang di Pasar Seafood Wuhan Mungkin adalah Pasien Nol Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.